10 RENUNGAN MALAM PENDEK Menyentuh Hati
Renungan 1 : Menjadi Anak Bukan Hamba
Renungan 2 : Tuhan Itu Baik
Renungan 3 : Mendengar dan Melakukan
Renungan 4 : Mengampuni Karena Telah Dikasihi
Renungan 5 : Menasihati Karena Mengasihi
Renungan 6 : Menabur dan Menuai
Renungan 7 : Hal Mengikut Yesus
Renungan 8 : Kekuatan dalam Doa
Renungan 9 : Kecewa
Renungan 10 : Takut
Renungan Malam Kristen sebelum tidur 2019 doa & nada Injil jadi Pelindung
Renungan Malam Kristen sebelum tidur 2019
Renungan 1
Menjadi Anak Bukan Hamba
Bacaan: Galatia 4:4-11
"Jadi kamu bukan kembali hamba, melainkan anak; terkecuali kamu anak, maka kamu termasuk adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."
Galatia 4:7
Perbedaan hamba bersama anak terdapat terhadap hak yang dimiliki. Seorang hamba tidak berhak memanggil tuannya bersama sebutan Bapa dan ia tidak bakal menerima warisan dari tuannya. Beda halnya bersama anak. Anak punyai hak untuk memanggil Bapa dan ia bakal beroleh hak waris Bapanya.
Dahulu kami merupakan hamba dosa yang hidup di dalam dosa. Namun dikarenakan kehadiran Yesus ke dalam dunia ini memicu kami diangkat jadi anakNya. Perubahan status dari hamba dosa jadi anak ini wajib kami syukuri dikarenakan kami udah jadi ahli warisNya. Lalu dikala jadi seorang anak apa yang wajib kami lakukan?
Hal yang wajib kami lakukan adalah mendewasakan diri. Ketika kami udah jadi anak yang dewasa lebih-lebih secara iman, kami tidak bakal tunduk kepada roh-roh dunia melainkan bakal tunduk kepada perintahNya dikarenakan kami mengerti mana yang senang dan tidak senang di hadapanNya.
Ketika kami jadi seorang anak, kami punyai hak istimewa untuk memanggil Allah bersama sebutan Bapa. Ketika kami berseru memanggil namaNya dan memohon sesuatu kami sanggup memanggilNya Bapa. Bukankah kasih seorang Bapa terhadap anakNya jauh lebih besar dibandingkan kasih seorang tuan kepada hambanya? Karena terhadap saat ini kami merupakan anakNya, marilah kami hidup seturut bersama kehendakNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 2
Tuhan Itu Baik
Bacaan: Nahum 1:5-8
"TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian terhadap saat kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya"
Nahum 1:7
Tuhan itu baik dikarenakan kasih dan penyertaanNya tetap ada untuk kami tiap-tiap hari. Mulai dari kami bangun tidur sampai kami kembali tidur, kasihNya tetap baru untuk kita. Terkadang dikala kami mengalami kesulitan kami berkata terkecuali Tuhan itu jahat kepada kita. Namun apakah benar terkecuali Tuhan mengijinkan kesukaran berlangsung berarti Ia jahat kepada kita? Meskipun kami mengalami kesusahan, Ia tetap baik bagi kami semua. Bahkan terhadap ayat yang udah kami baca disebutkan bahwa Ia adalah tempat pengungsian terhadap saat kesusahan. Tempat pengungsian berarti tempat berlindung dan tinggal dikala tidak ada tempat untuk berlindung lagi.
Dikatakan termasuk bahwa Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepadaNya. Ia mengenal kami pribadi tiap pribadi. Ia lebih mengerti dan mengerti layaknya apa kami dibandingkan bersama orang yang paling dekat bersama kita.
Ketika kami mengalami kesulitan Ia tetap beri tambahan jalur muncul dan kekuatan bagi kami yang berserah dan berharap kepadaNya. Ia baik dalam tiap-tiap situasi yang kami alami. Baik suka maupun duka Ia tetaplah Tuhan yang baik. Bukti kebaikanNya sanggup kami lihat dikala Ia jadi tempat pengungsian bagi kami terhadap saat kesusahan. Kiranya kami sanggup tetap mengerti kebaikanNya dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 3
Mendengar dan Melakukan
Bacaan: Matius 7:24-27
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia mirip bersama orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."
Matius 7:24
Pada ayat yang udah kami baca terhadap malam hari ini, kami diajarkan untuk mendengar perkataanNya dan melakukannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Ketika kami mendengar Firman Tuhan bukankah bakal lebih baik terkecuali kami melakukannya termasuk dalam kehidupan kita?
Orang yang mendengar dan lakukan andaikata seorang yang membangun rumah di atas batu. Sedangkan orang yang mendengar tetapi tidak melakukannya andaikata orang yang mendirikan rumah di atas pasir. Ketika kami lakukan perkataanNya dalam kehidupan kita, kami udah membangun suatu dasar yang kokoh dalam hati kami agar dikala kami diperhadapkan terhadap suatu masalah kami bakal tetap berdiri teguh denganNya.
Ada lebih dari satu alasan mengapa seseorang hanya mendengar perkataanNya tetapi tidak melakukannya. Sa;ah satu alasan berikut yakni dikarenakan kami tidak punyai ketulusan dan kerelaan hati untuk menyrnangkan hati Tuhan. Agar kami sanggup mendengar dan lakukan perkataanNya hal yang sanggup kami lakukan yakni melatih kepekaan hati, pikiran dan pendengaran terhadap nada Tuhan, tidak melacak kesenangan diri sendiri bersama tidak berfokus terhadap keuntungan yang bakal diperolehserta punyai ketulusan dan kerelaan hati untuk mengasyikkan hati Tuhan bukan mengasyikkan diri sendir. Marilah kami mendengar perkataanNya dan melakukannya dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Dengarkan nada Injil
Renungan 4
Mengampuni Karena Telah Dikasihi
Bacaan: Matius 18:21-35
"Bukankah engkau pun wajib mengasihani kawanmu layaknya saya udah mengasihani engkau?"
Matius 18:33
Mengampuni merupakan hal yang enteng untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Mengampuni bukan hanya hanyalah kata "aku udah memaafkanmu" tetapi termasuk punya kandungan makna yang terlampau dalam. Dengan mengampuni kami sanggup beroleh sukacita dan kedamaian.
Kita wajib mengampuni sesama kami dikarenakan Allah udah lebih-lebih dahulu mengasihi kita. Karena kasih yang Ia memberikan bagi kita, Ia mengampuni dosa dan pelanggaran kita. Bukankah dikarenakan Ia mengampuni dosa kita, kami termasuk wajib sanggup mengampuni sesama kita? Pada malam hari ini kami diajarkan untuk punyai hati yang mengampuni.
Kita wajib senang mengampuni dan mengasihi sesama kami dikarenakan Ia termasuk udah mengasihi kami lebih-lebih dahulu. Ia senang mengampuni tiap-tiap dosa dan pelanggaran yang kami perbuat dikarenakan kasihnya kepada kita. Bahkan Ia mendambakan kami tetap mengampuni sesama kita. Ketika kami belum sanggup mengampuni sesama kita, ingatlah bahwa Ia udah mengasihi kami lebih-lebih dahulu. Matius 18:35 "Maka Bapa-Ku yang di sorga bakal berbuat demikian termasuk terhadap kamu, andaikata kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu bersama segenap hatimu." Jika kami tidak sanggup mengampuni sesama kami maka kami bakal kehilangan kasih yang udah Ia curahkan kepada kita. Oleh dikarenakan itu, ampunilah sesamamu dikarenakan Kristus udah lebih-lebih dahulu mengampunimu. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Kumpulan Khotbah Kristen 2019
Renungan 5
Menasihati Karena Mengasihi
Bacaan: Matius 18:15-20
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau udah mendapatnya kembali."
Matius 18:15
Terkadang sulit bagi kami untuk menasihati orang lain. Bukan hanya kepada orang yang tidak kami kenal, menasihati orang yang udah kami kenal pun rasanya sulit untuk dilakukan. Akan banyak pertimbangan yang seringkali kami pikirkan terkecuali kami wajib menasihati orang lain jadi was-was dianggap paling benar, was-was menyinggung perasaan bahkan was-was dianggap hanya omong kosong semata.
Menasihati tidaklah tetap sama juga bersama sesuatu yang negatif, tetapi menasihati merupakan hal positif yang sanggup membangun. Jika seseorang lakukan kesalahan apakah kami wajib membiarkannya konsisten sampai pada akhirnya ia kehilangan tujuan dalam hidupnya? Menasihati orang lain bukan berarti kami menggurui orang berikut dikarenakan kami benar, manasihati merupakan bukti kami mengasihi sesama kita. Jika kami tidak menasihati orang yang lakukan kesalahan maka kami tidak bakal mendapatkannya kembali dan justru ia bakal lepas bukan hanya dari kami melainkan termasuk dari Kasih Allah.
Jika kami mengasihi sesama kita, marilah kami menasihatinya terkecuali ia udah lakukan kesalahan agar ia tetap nikmati kasih Allah bersama bersama kita. Menasihati orang lain haruslah kami lakukan bersama kasih agar ia senang menerimanya dan memahaminya. Oleh dikarenakan itu, kasihilah sesamamu manusia layaknya kamu mangasihi dirimu semdiri. Tuhan Yesus memberkati.
Doa Membawa Keindahan
Renungan 6
Menabur dan Menuai
Bacaan: Matius 13:1-23
"Dan lebih dari satu jatuh di tanah yang baik lantas berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Matius 13:8
Pasti kami semua pernah mendengar umpama berkenaan seorang penabur. Mari kami ingat sedikit pengenai umpama ini. Ada seorang penabur yang menaburkan benihnya. Benih berikut ada yang ditaburkan di pinggir jalan, ada yang ditaburkan di tanah yang berbatu, ada yang ditaburkan di sedang semak duri dan yang paling akhir ditaburkan di tanah yang baik. Setiap benih yang ditaburkan berikut ada yang tumbuh tetapi ada pula yang tidak tumbuh tergantung dimana si penabur menaburkan benihnya.
Perumpamaan ini berkata berkenaan kami sebagai manusia. Jika kami menabur kebaikan maka kami bakal memetik kebaikan juga, tetapi terkecuali kami menabur kejahatan pasti hal yang kami dapatkan bukanlah hal yang baik melainkan apa yang udah kami perbuat.
Apa yang kami tabur itulah yang kami tuai dan wajib kami pertanggung jawabkan. Sama layaknya Firman Allah yang ditaburkan dalam hati dan hidup kita. Firman itu bakal memicu kami bertumbuh atau bahkan tidak sanggup memicu kami bertumbuh tergantung kepada diri kami bagaimana menabur Firman berikut dalam hati kita. Kiranya benih yang kami taburkan jatuh di tanah yang subur agar kami sanggup memetik hal yang baik. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Ayat Alkitab Tentang Cinta
Renungan 7
Hal Mengikut Yesus
Bacaan: Matius 10:34-42
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku mampir untuk mempunyai damai di atas bumi; Aku mampir bukan untuk mempunyai damai, melainkan pedang."
Matius 10:34
Mengikut Kristus bukanlah sesuatu hal yang enteng untuk dilakukan. Saat mengikut Kristus jalur yang dilewati pun tidak tetap indah dikarenakan pasti bakal banyak rintangan di dalamnya. Salah satu syarat untuk mengikut Kristus adalah menyangkal diri dan memikul salib. Kita wajib menyangkal diri kami sendiri terkecuali kami mendambakan mengikut Dia. Menyangkal diri berarti kami berusaha untuk tidak hidup menurut duniawi tetapi hidup menurut kehendakNya. Memikul salib berarti kami tetap teguh dan sabar dalam menghadapi ujian hidup. Setiap orang punyai salibnya sendiri-sendiri. Sehingga loyalitas kepada Kristus bakal teruji melalui seberapa kuat kami memikul salib yang Ia memberikan bagi kita.
Pada saat ini kemungkinan kami sering lihat orang percaya yang meninggalkan Kristus hanya dikarenakan masalah hidup yang dialaminya jadi berat seakan tak ada kembali jalur keluar. Tetap bertahan untuk mengikut Kristus atau justru meninggalkanNya merupakan pilihan yang ada di tangan kita..
Mengikut Kristus merupakan anugerah yang Ia memberikan bagi kita. Ketika kami bersedia untuk mengikutNya berarti kami udah siap untuk menerima apapun yangvIa memberikan baik itu hal mengasyikkan atau menyedihkan. Oleh dikarenakan itu, teguhkanlah hatimu terkecuali mendambakan mengikutNya agar kamu jadi pengikut Kristus yang sejati. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 8
Kekuatan dalam Doa
Bacaan: Yohanes 17:20-26
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi termasuk untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Yohanes 17:20
Setiap orang pasti pernah berdoa dikarenakan doa merupakan nafas kehidupan bagi orang percaya. Doa yang dipanjatkan oleh tiap-tiap orang itu tidak sama tergantung dari apa kebutuhannya. Entah itu berdoa untuk dirinya sendiri, berdoa untuk keluarganya, berdoa untuk sesamanya, berdoa untuk wilayahnya agar aman dan Tuhan pelihara bahkan berdoa bagi gerejanya.
Lalu sebetulnya apa itu doa? Doa adalah bentuk persekutuan kami bersama Tuhan, bercakap-cakap atau berkomunikasi bersama Tuhan dan merupakan berkat dan hak istimewa yang Tuhan berikan. Ketika kami berkomunikasi bersama Tuhan, komunikasi yang kami lakukan bukanlah merupakan komunikasi satu arah melainkan komunikasi dua arah. Mengapa disebut sebagai konunikasi dua arah? Hal ini dikarenakan dikala kami berdoa kepada Tuhan, Ia termasuk bakal menjawab tiap-tiap doa yang kami panjatkan.
Lalu pertanyaannya sekarang adalah, kapankah kami wajib berdoa? Tentunya kami wajib berdoa tiap-tiap saat. Doa sanggup dijalankan kapan saja dan dimana saja. Jika kami tidak sempat mengambil alih saat teduh, kami sanggup berdoa di dalam hati meskipun tidak dalam sikap berdoa. Jika terhadap saat ini kami kurang tekun berdoa, marilah kami jadi studi untuk mengambil alih saat teduh sejenak untuk mengucap syukur atas apa yang udah Ia memberikan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati.
Baca termasuk : Ayat Alkitab Tentang Sahabat
Renungan 9
Kecewa
Bacaan: Habakuk 3:17-19
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sama sekali ladang-ladang tidak membuahkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, tetapi saya bakal bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Habakuk 3:17-18
Dalam kehidupan, pasti tiap-tiap kami pernah mengalami yang namanya kecewa. Baik orang muda ataupun orang tua seringkali mengalami kekecewaan. Entah itu dikecewakan oleh pasangan, dikecewakan oleh rekan bahkan dikecewakan oleh keluarga.
Kekecewaan ini kadang kala memicu jalinan kami bersama sesama jadi renggang dikarenakan hilangnya kepercayaan yang sebelumnya ada. Kecewa yang konsisten menerus ada dalam diri kami berangsur-angsur bakal jadi kepahitan dikarenakan kami tetap menaruh kekecewaan itu tanpa senang melepaskannya.
Kekecewaan merupakan bentuk respon kami terhadap sebuah situasi yang tidak sesuai bersama harapan. Sehingga kami sanggup memilih untuk kecewa atau tidak. Ketika kami terlampau berharap kepada orang lain, justru yang kami dapati hanyalah kekecewaan. Oleh dikarenakan itu, berharaplah kepada Tuhan yang tidak bakal pernah mengecewakan kita.
Jika doa kami belum dijawab olehNya dan terkecuali apa yang berlangsung dan sedang kami alami terhadap saat ini tidak sesuai bersama permohonan kita, janganlah kami jadi kecewa. Tuhan udah mengijinkannyan berlangsung agar kuasaNya jadi nyata dalam kelemahan kita. Tetaplah percaya dan berharap serta berserah kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.
Renungan 10
Takut
Bacaan: Mazmur 118:5-9
“Jangan was-was terhadap apa yang wajib engkau derita! Sesungguhnya Iblis bakal melemparkan lebih dari satu orang dari antaramu ke dalam penjara agar kamu dicobai dan kamu bakal beroleh kesulitan sepanjang sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku bakal mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Wahyu 2:10
Takut merupakan suatu respon terhadap suatu stimulan spesifik layaknya rasa sakit atau ancaman bahaya. Rasa was-was merupakan tidak benar satu emosi dasar selain rasa marah, sedih dan bahagia. Dapat diartikan bahwa ketakutan adalah suatu respon emosi seseorang terhadap suatu ancaman.
Memang benar terkecuali ketakutan merupakan hal yang tidak sanggup dipisahkan dalam diri manusia. Rasa was-was itu bahkan sanggup saja muncul tiap-tiap hari dalam kehidupan manusia. Namun, terkecuali kami konsisten melepas ketakutan itu menguasai diri kami justru ketakutan itu bakal memicu kami tidak sanggup melangkah maju ke depan. Ketakutan itu bakal membatasi kami untuk sanggup merasakan kasih dan kuasa Allah.
Mari kami membuang rasa was-was itu. Kita gantikan ketakutan yang kami punyai bersama keberanian dari Allah. Daripada kami was-was bakal hari esok atau bakal apa yang bakal berlangsung bersama diri kami lebih baik kami gantikan bersama rasa was-was kami kepada Tuhan. Ketika kami punyai rasa was-was kepada Tuhan, kami bakal berusaha untuk mengasyikkan hatiNya dan berlaku seturut denganNya. Bukankan was-was bakal Tuhan yang sebetulnya dikehendaki olehNya? Tuhan Yesus memberkati.
Renungan Malam Bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar