Selasa, 13 April 2021

Update Renungan Harian Air Hidup Saat Teduh 2018-2019


Renungan Harian Air Hidup Saat Teduh 2018-2019

RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH I



Renungan harian 1

Forgive to Forget
Bacaan: Matius 18:21-35



“Yesus bicara kepadanya: “Bukan! Aku bicara kepadamu: Bukan hingga tujuh kali, melainkan hingga tujuh puluh kali tujuh kali.”

Matius 18:22



Salah satu hal yang paling susah untuk dilakukan yakni memberikan pengampunan kepada orang yang udah jalankan kesalahan kepada kita. Pada waktu ini banyak orang susah untuk mengampuni kesalahan orang lain dikarenakan kesalahan yang udah dilakukan oleh orang berikut dianggap udah melewati batas sehingga dia tidak berhak meraih kata maaf dari kita. Pasti diantara kami pernah mengalami hal serupa bukan? Misalkan saja disaat tersedia seseorang yang menyakiti kami dengan menyebarkan hal tidak benar, atau disaat orang yang kami percayai mengkhianati kami atau lebih-lebih disaat orang yang kami kasihi pergi meninggalkan kami apakah kami masih dapat untuk memaafkan orang tersebut? Ketika kami tidak dapat untuk memaafkan kesalahan orang lain justru hanya kekecewaan dan sakit hati yang dapat kami rasakan. Kitapun terhitung dapat menjadi privat yang tidak bebas dikarenakan terkekang oleh kekecewaan dan rasa sakit hati itu.



Mengampuni bukan hanya cuman memaafkan kesalahan. Mengampuni artinya terhitung bersedia melewatkan kesalahan orang yang bersalah kepada kami dan terhubung lembaran baru lagi dengan orang tersebut. Kita terhitung mesti paham bahwa manusia bukanlah makhluk sempurna sehingga tidak dapat jalankan kesalahan. Ketika kami tidak rela mengampuni kesalahan orang lain artinya kami terhitung tidak rela paham bahwa kami terhitung pernah jalankan kesalahan yang bisa saja memicu orang lain jadi terluka. Sebagai manusia kami cenderung melacak kesalahan orang lain tanpa paham kesalahan yang ia perbuat. Bahkan dalam Matius 7:3 Yesus bicara demikianlah “Mengapakah engkau memandang selumbar di mata saudaramu, tetapi balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”



 Dalam ayat tersebut, Yesus mengajarkan kami untuk mengintropeksi diri kami sendiri.

Mengampuni. Sebuah kata simpel yang artinya sangat dalam. Selain mesti memaafkan kesalahan orang lain, mengampuni artinya mengasihi sesama kami dikarenakan Yesus udah mengasihi kami terlebih dahulu. Lalu apa yang dapat kami dapatkan disaat kami udah mengampuni orang lain?



1. Berkat pengampunan dari Allah

“Dan terkecuali kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu jika tersedia barang suatu hal dalam hatimu pada seseorang, sehingga terhitung Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Matius 11:25). Hal pertama yang dapat kami dapatkan disaat kami rela mengampuni kesalahan orang lain yakni berkat pengampunan dari Allah. Dalam Matius 11:25 disebutkan bahwa Bapa yang tersedia di sorga dapat mengampuni kesalahan kami terkecuali kami terhitung rela mengampuni sesamakita. Ketika kami belum dapat mengampuni, rasa marah, sakit hati lebih-lebih kebencian dapat menguasai hati kami sehingga pertalian kami denganNya menjadi terhalang. Oleh dikarenakan itu, marilah kami mengampuni kesalahan sesama kami sehingga Bapa di sorga terhitung rela mengampuni kesalahan yang kami perbuat.



2. Menjadi privat yang bebas

Setelah kami rela mengampuni kesalahan orang lain dan melewatkan kesalahan orang tersebut, kami dapat menjadi privat yang bebas. Segala rasa marah, kecewa dan sakit hati yang menguasai hati kami dapat bebas dan memicu hati kami menjadi riang. Jika selama kami kamu masih terkekang dan terbelenggu oleh kesalahan orang lain, marilah mengampuni. Kelihatan susah memamg. Tapi disaat kami menyerahkan dan mengandalkan Allah, tidak tersedia yang tidak bisa saja baginya.



3. Dapat merasakan kasih Allah dalam kehidupan

Setelah menjadi privat yang bebas, kami dapat merasakan betapa besar kasih Allah dalam kehdupan kita. Ia jadi bekerja dalam hidup kami untuk mendatangkan kebaikan. Bahkan Ia terhitung dapat Mengenakan kami menjadi alatNya.



4. Menjadi manusia baru

Setelah merasakan kasih Allah, kami diubahkan menjadi manusia yang baru. Bukan tanpa alasan. Tuhan mengubahkan kami untuk menjadi privat yang lebih baik lagi. Dimana kami dapat meraih buahNya yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan juga penguasaan diri (Galatia 5:22-23).



Oleh dikarenakan itu, marilah kami jadi mengampuni sesama kita. Ingatlah, bahwa tiap tiap manusia pasti pernah jalankan kesalahan terhitung diri kita. Diri kami sendiri tidak bisa saja tidak pernah jalankan kesalahan. Sikap kami baik dalam perkataan maupun tindakan yang disengaja maupun tidak disengaja pasti pernah menyakiti hati dan perasaan orang lain. Sekarang terkait pada diri kita. Apakah kami dambakan menjadi privat yang bebas yang meraih berkat pengampunan atau justru dambakan menjadi privat yang terkekang? Mintalah penyertaan dan bimbingan Tuhan. Kiranya Tuhan selalu menyertai kami semua. Tuhan Yesus memberkati.



Renungan harian 2

Tuhan Mendengar
Bacaan: Ratapan 3:1-26



“Ya TUHAN. Aku memanggil nama-Mu dari basic lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu pada kesahku dan terian tolongku! Engkau dekat tatkala saya memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!”

Ratapan 3:55-57



Tuhan tidak dapat pernah melepaskan umatNya sendirian. Ia selalu tersedia untuk kami disetiap detik kehidupan kita. Namun, kami seringkali jadi Tuhan meninggalkan kami dikarenakan Tuhan belum menjawab doa kita. Tidak sedikit dari antara kami pernah jadi kecewa dan mencegah dari dari Tuhan. Kita seringkali mengandalkan kapabilitas kami sendiri terkecuali dirasa Tuhan tidak dapat menjawab doa kita. Dalam suasana menderita atau mengalami pergumulan berat manusia cenderung melewatkan Allah dan menyalahkan Allah sebagai bentuk kekecewaannya. Tuhan mengijinkan seluruh itu berjalan dikarenakan Tuhan dambakan mendidik kami menjadi privat yang kuat dan bertumbuh dalam iman dikarenakan memang dalam kelemahanlah kuasa Allah menjadi nyata. Karena masalah yang kami alami seringkali kami lupa dapat kebaikan dan berkat dan juga kasih yang Tuhan curahkan kepada kita. Kita hanya sibuk dengan analisis egois kami yang tidak beralasan. Kita terus mengeluh namun kami tidak rela menyerahkannya kepada Tuhan. Padahal waktu kami berdoa kepadaNya Tuhan pasti dapat mendengar dan menjawab doa kita.



Mungkin bukan saat ini Tuhan menjawabnya, namun Tuhan pasti dapat menjawab doa kita. TanganNya tidak tidak cukup panjang untuk membantu kita. Dalam Matius 11:28 pun disebutkan demikianlah “Marilah kepada-Ku, seluruh yang penat lesu dan berbeban berat, Aku dapat memberi kelegaan kepadamu.” Saat kami paham bahwa kami masih memerlukan Tuhan, datanglah padaNya maka Dia dapat segera mengulurkan tanganNya untuk membantu kita. Berbagai cara dapat Tuhan mengfungsikan untuk membantu kita. Ia paham apa yang kami butuhkan sebeluh kami menghendaki kepadaNya. Pada Hakim-hakim 3:7-11 diceritakan bahwa orang Israel jalankan kejahatan lebih-lebih hingga melewatkan Tuhan. Lalu Allah menjadi murka dan menjual mereka kepada Kusyan-Risyataim delapan th. lamanya. Namun, disaat orang Israel berseru kepadaNya, Allah menjawab doa mereka dengan memunculkan seorang penyelamatyang bernama Otniel. Melalui Otniel orang Israel menjadi bebas. Melalui cerita ini kami diajarkan untuk terus berdoa dan berserah kepadaNya. Ia dapat Mengenakan siapa saja untuk membantu kami semua.



Tuhan tidaklah tuli. Ia pasti dapat mendengarkan seruan umatNya.

Ketika kami mengalami persoalan hidup, kami hanya selalu bicara “Mengapa Tuhan?” tanpa kami merenungkannya terlebih dahulu. Seharusnya terlebih dahulu kami renungkan apa yang memang Tuhan dambakan lewat beraneka persoalan yang kami alami. Tidak jarang kami jadi tidak tersedia jalur terlihat dari masalah yang tengah kami hadapi. Ketika itu terjadi, yang dapat kami jalankan yakni singgah menghampiri Dia dan berdoa. Melalui doa, kami dapat bicara denganNya dan juga meluapkan segala perasaan yang tersedia dalam hati dan pikiran kita. Kadangkala kami tidak paham jalur Tuhan. Namun, hal yang mesti kami imani adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Artinya, dalam kegelapan lebih-lebih badai sekalipun, Tuhan menguatkan dan menyertai kami sehingga kami dapat bertahan. Jika hingga hari ini doa kami belum dijawab olehNya bukan artinya Tuhan tidak acuhkan dan tidak mendengarkan doa kita. Kita hanya mesti paham bahwa tangan Tuhan kuat memegang kita. Ketika kami jatuh, Tuhan tidak melepaskan kami hingga tergeletak.



Ketika kami berseru kepada Tuhan, artinya kami percaya bahwa Tuhan masih rela mendengarkan seruan kita. Kita terhitung paham bahwasesungguhnya Allah perhatikan apa yang berjalan dalam kehidupan kita. Ketika kami berdoa, artinya kami terhitung memandang masih tersedia harapan disaat kami berserah kepadaNya dan masih tersedia suara Tuhan yang menghiburdan menjawab tiap tiap kata dari seruan kita. Sampai kapanpun kami tidak dapat melepaskan Tuhan. Ketika kami berserah kepadaNya, artinya kami siap dan sabar untuk menantikan apa yang dambakan Tuhan perbuat kepada kita. Kita mesti sabar dikarenakan waktu dan caraNyalah yang terbaik untuk kita. Mari kami bicara dan berseru kepadaNya sehingga kami meraih ketenangan. Tuhan Yesus memberkati.





Renungan harian 3

Be Your Self
Bacaan: 1 Korintus 12:12-31



“Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?”

1 Korintus 12:19



Terkadang kami malu untuk menjadi diri kami sendiri apa adanya. Ada sebagian segi yang memicu kami seperti itu salah satunya yakni was-was tidak di terima dalam lingkungan tempatnya berada. Kita mengupayakan pengaruhi segala suatu hal yang tersedia pada kita, lebih-lebih kami mengupayakan untuk menjadi orang lain demi terlihat sempurna. Hal ini memicu seseorang lupa dapat keberadaan dirinya sendiri padahal Tuhan udah menciptakan kami seturut rupa dan gambarNya.



Tuhan menciptakan kami berbeda antara satu dengan yang lain dikarenakan tersedia alasan tertentu yakni sehingga kami dapat saling melengkapi kelemahan orang lain. Jika kami seluruh berlomba-lomba untuk pengaruhi diri menjadi sempurna lantas siapakah yang dapat menutupi kelemahan tersebut? Jika kami selalu  mengupayakan untuk menjadi orang lain artinya tempat kami berada bukanlah merupakan tempat yang tepat. Ketika kami udah berada di tempat yang tepat, kami pasti tidak dapat mengupayakan untuk menjadi orang lain. Ketika kami berada di tempat yang tepat, kami terhitung pasti dapat mencintai diri kami apa adanya. Ketika kamu udah menjadi dirimu sendiri namun tempatmu berada tidak menerimamu, janganlah khawatir. Tetaplah untuk menjadi dirimu sendiri dikarenakan itu merupakan hal utama yang mesti dilakukan.





Ketika kami udah menjadi diri kami sendiri, hidup kami dapat lebih bahagia, nyaman dan juga dapat menjunjung diri sendiri sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Kita dapat miliki banyak kawan yang rela terima kami apa ada tanpa kepura-puraan. Ketika kami menjadi diri kami sendiri, kami terhitung dapat menjadi privat yang kuat dan dapat memicu kami menemukan potensi yang tersedia di dalam diri kita. Ketika kami menjadi diri sendiri, kami dapat jalankan apa pun yang kami sukai dikarenakan didepan orang lain kami tidak mencoba menjadi orang lain. Kita terhitung dapat lebih menjunjung apa yang kami miliki waktu ini dikarenakan kami paham Tuhan menciptakan kami baik adanya. Dengan menjadi diri kami sendiri artinya kami udah mencintai Allah yang merupakan pencipta kita. Janganlah kami mengupayakan menjadi orang lain, dikarenakan apa yang menurut manusia sempurna belum pasti sempurna untuk Allah. Oleh dikarenakan itu hargailah tiap tiap apa yang udah Tuhan berikan kepada kita.



Cara Untuk Menjadi Diri Sendiri



1. Menerima diri kami apa adanya

Hal pertama yang mesti kami jalankan untuk menjadi diri sendiri yakni terima diri kami apa adanya.Jika kami belum terima diri kami sendiri apa adanya, bagaimana dapat kami hidup sebagai diri kita. Kita merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Ia memberikan hati, pikiran dan akal budi. Bahkan Ia menciptakan kami seturut rupa dan gambarNya. Melihat betapa besarnya karya Tuhan dalam kita, sesudah itu apakah kami selalu menolak diri kami sendiri sebagaimana adanya? Jika alasan fisik seperti tidak cantik, tidak tinggi, tidak putih atau lain sebagaimana yang menjadi alasan kami untuk tidak terima diri kami sendiri apa adanya, berhentilah jalankan itu. Ingatlah bahwa kesempurnaan hanya milih Allah. Janganlah minder dengan diri kami sendiri. Terimalah dan hargailah diri kita.



2. Mengenali diri

Penting bagi kami untuk mengetahui diri kami sendiri. Mengenali apa berlebihan dan kekurangan kita, mengetahui apa kapabilitas dan kelemahan kami dan juga mengetahui apa yang kami sukai dan tidak kami sukai. Ketika kami dapat mengetahui apa yang tersedia diri kita, kami pasti dapat menjadi diri kami sendiri tanpa malu menunjukkannya kepada oang lain.



3. Tidak mempedulikan kata orang lain

Pada waktu ini entah mengapa perkataan orang lain pengaruh berdampak besar bagi kehidupan kita. Setelah mendengan perkataan orang lain yang tidak baik berkenaan diri kita, kami mengupayakan untuk merubahnya dan tidak menyatakan segi jelek itu lagi. Kita mati-matian beralih setelah mendengar perkataan orang lain. Perlu diingat, dirimu adalah milikmu. Jangan hirauan perkataan orang lain yang bicara berkenaan diri kita. Yang paham diri kami cuman kami sendiri bukan orang lain. Orang lain hanya menilai diri kami dari luarnya saja. Hidupmu adalah milik Tuhan. Janganlah beralih hanya dikarenakan perkataan orang lain dikarenakan hidupmu bukanlah milik manusia.



4. Tidak memperbandingkan diri kami dengan orang lain

Salah satu cara yang dilakukan untuk menjadi diri sendiri yakni tidak memperbandingkan diri kami dengan orang lain. Setiap orang miliki berlebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika kamu jadi orang lain lebih baik darimu, artinya kamu belum menemukan apa yang baik dalam dirimu. Janganlah berkecil hati disaat memandang orang lain. Jalanilah hidupmu sebagai dirimu sendiri.



5. Bersyukur

Cara yang paling utama dan mutlak untuk menjadi diri sendiri yakni bersyukur. Ketika kami bersyukur kepada Tuhan atas segala apa yang udah Ia berikan kepada kita, kami pasti dapat mencintai diri kami apa danya. Bersyukur memicu kami dapat terima diri kita. Oleh dikarenakan itu, bersyukurlah selalu kepada Tuhan.



Menjadi diri sendiri itu penting. Menjadi diri sendiri memicu kami menjadi privat yang bertumbuh dan dewasa. Menjadi diri kami sendiri memicu kami dapat menemukan potensi yang tersedia dalam diri kita. Tuhan menciptakan kami berbeda antara satu dengan yang lain untuk saling melengkapi. Mulai waktu ini berhentilah memperbandingkan dirimu dengan yang lain. Dirimu sempurna di mataNya. Ynag mesti dilakukan waktu ini cuman menjadi diri sendiri dimanapun kami berada. Tuhan Yesus memberkati.



RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH II



Kumpulan renungan harian kristen 2018

Renungan 1

Refresh 
Bacaan: Kolose 3:5-10



Jangan lagi kamu saling mendustai, dikarenakan kamu udah menanggalkan manusia lama dan juga kelakuannya, dan udah mengenakan manusia baru yang berkesinambungan diperbaharui untuk meraih pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Kolose 3:9-10



Setiap manusia pasti pernah jalankan kesalahan baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatannya, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanpa paham kami seringkali menyakiti hati sesama kami lebih-lebih menyakiti hati Tuhan. Perbuatan-perbuatan itulah yang dapat hindari kasih Tuhan dalam hidup kita. Ketika kami memandang ke belakang, coba perhatikan berapa banyak orang yang udah kami sakiti dan lukai hatinya. Ingatlah berapa banyak kami menyakiti hati Tuhan dikarenakan kami hidup dengan tidak benar dan meninggalkan jalur kebenaran. Marilah kami me-refresh hidup kami sehingga hidup kami dapat lebih baik dari sebelumnya.



Sama halnya dengan Paulus. Paulus pada akhirnya dipakai Tuhan untuk mengerjakan kelakuan tanganNya yang ajaib. Ia rela meninggalkan kehidupan lamanya dan menjadi manusia baru. Ia me-refresh kehidupannya sehingga Ia menjadi privat yang baik. Sekarang maukah kami seperti Paulus yang dapat meninggalkan kehidupan lama menjadi manusia baru? Marilah kami minta bimbingan dan penyertaan Tuhan sehingga kami dimampukan untuk menjadi manusia yang lahir baru di dalam Dia. Ketika kami udah lahir baru, kami pasti dapat segan untuk meninggalkan jalanNya yang benar dan was-was untuk berbuat dosa. Kita terhitung dapat menjadi privat yang miliki hikmat daripadaNya disaat kami menjadi manusia baru. Menjadi manusia baru bukan artinya kami berhenti sejenak lantas berjalan lagi di jalur yang sama. Menjadi manusia baru artinya berhenti sesudah itu berbalik menuju kemuliaaNya yang ajaib. Oleh dikarenakan itu, marilah kami menekan tombol refresh dalam hidup kami sehingga kami menjadi privat baru yang lebih baik dari sebelumnya. Tuhan Yesus memberkati.





Renungan 2

Meresponi Panggilan Tuhan dengan Kesetiaan
Bacaan: Efesus 1:15-23



Dan sehingga Ia menjadikan mata hatimu terang, sehingga kamu paham pengharapan apakah yang terdapat dalam panggilan-Nya; betapa kayanya kemuliaan anggota yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kami yang percaya, sesuai dengan kapabilitas kuasa-Nya,

Efesus 1:18-19



Dalam Matius 22:14 dikatakan bahwa banyak yang dipanggil, namun sedikit yang dipilih. Apa maksudnya? Tuhan udah memanggil banyak orang untuk mewartakan kabar keselamatan dan kabar kerajaan Allah, namun dikarenakan keterbatasan yang manusia miliki, hanya sedikit diantara kami yang dipilih olehNya untuk miliki tanggung jawab itu.



Jika pada waktu ini kami dipercayakan Tuhan untuk melayaniNya baik di gereja atau disebuah persekutan, bersyukurlah dikarenakan tidak seluruh orang miliki kesempatan itu. Ketika Tuhan udah memanggil kami untuk melayaniNya, kami dapat memandang betapa besar kapabilitas kuasaNya bagi kami orang yang percaya kepadaNya. Tuhan dapat memilih siapa saja tanpa memandang orang berikut berasal dari mana dan bagaimana keadaanya. Tuhan memilih seseorang sehingga kuasaNya nyata dan dapat dipermuliakan lewat orang tersebut. Terkadang, disaat kami udah dipilih Tuhan untuk melayaniNya, banyak yag meresponi panggilan itu dengan ketidaksetiaan. Kita hanya bersemangat untuk melayani Tuhan di awal saja, namun sejalan berjalannya waktu kami menjadi malas dan kehilangan stimulus untuk melayani Tuhan.



Ketika kami berbuat seperti itu, sadarkah kami bahwa kami udah menyakiti hati Tuhan? Tuhan hanya dambakan kami meresponi panggilanNya denga komitmen hingga akhir. Yang mesti diingat adalah, disaat kami dipanggil olehNya kami miliki tanggung jawab kepada Dia bukan kepada manusia. Ketika kami jalankan suatu layanan stimulus kami sering kadang salah yakni sehingga layanan kami diamati oleh orang lain sehingga orang lain berasumsi kami hebat dikarenakan kami dapat melayaniNya. Jika kami melayani Tuhan hanya dikarenakan stimulus itu, bagaimana kami dapat setia kepada panggilanNya? Oleh dikarenakan itu, marilah kami meresponi panggilan Tuhan dengan kesetiaan. Jika stimulus kami pada waktu ini masih untuk manusia, ubahlah analisis itu. Jadikanlah layanan yang kamu Mengerjakan waktu ini menjadi sebuah tanggung jawab kepada Tuhan. Apapun layanan yang kamu kerjakan, lakukanlah itu dengan segenap hatimu. Kerjakanlah panggilan layanan berikut hingga akhir. Tunjukkanlah komitmen kami kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.



Renungan 3

Remind
Mazur 119:25-34



Buatlah saya paham anjuran titah-titah-Mu, sehingga saya merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.

Mazmur 119:27



Orang bilang kami tidak boleh mengingat jaman lantas dikarenakan terkecuali kami terus mengingat jaman lantas memicu kami menjadi privat yang tidak berkembang. Ada terhitung yang bilang bahwa kami tidak boleh memandang kesalahan di jaman lantas dikarenakan itu udah berlalu. Namun apakah benar demikian? Tentu saja salah. Jika kami tidak mengingat apa yang udah terjadi, justru kami dapat jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Jika kami tidak mengingat kesalahan yang pernah kami lakuka, bagaimana dapat kami memperbaiki kesalahan itu. Tuhan memberikan kami akal budi dan juga hati nurani sehingga kami dapat mengingat lagi apa yang berjalan pada diri kita. Jika saya Petrus pernah mengingat apa yang dikatakan Yesus kepadanya pasti ia tidak dapat menyangkal Yesus.



Jika Petrus tidak ingat perkataan Yesus setelah ia menyangkalNya pasti Petrus tidak dapat menyesali perbuatannya. Mengingat lagi suatu hal bukanlah hal jelek yang salah untuk dilakukan. Mengingat lagi suatu kesalahan memicu kami dapat memperbaiki kesalahan itu dan tidak lagi jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Ketika kami mengingat lagi betapa besar kuasaNya dalam hidup kita, kami pasti dapat menjadi privat yang bersyukur.



Remind atau mengingat kemabali merupakan suatu kata yang penuh arti bagi kami sebagai manusia. Sekarang, marilah kami ingat betapa besar kasih yang Ia curahkan kepada kami tiap tiap detik kehidupan kita. Sungguh besar bukan? Marilah waktu ini kami ingat lagi kesalahan apa yang pernah kami jalankan pernah sehingga kami tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Marilah terhitung ingat lagi apa yang menjadi janji dan prinsip kita. Janganlah dari tiap tiap kami melewatkan itu semua. Jika kami miliki prinsip untuk melayani kepada Tuhan, ingatlah prinsip itu dan marilah kami layani Tuhan dengan kesungguhan hati. Ketika kami mengingat lagi segala esuatu hal yang berjalan dalam hidup kita, pasti kami jadi takjub dapat kuasa dan penyertaan Tuhan.



Terkadang disaat kami mengingat lagi suatu hal kami sering bicara seperti ini “Wah ternyata saya dapat lewat ujian itu” “Tuhan Yesus ternyata sungguh baik hingga saya masih dapat merasakan kasihNya hingga sekarang”. Mengingat jaman lantas itu tidak jelek bukan? Mengingat suatu hal dapat memicu kami lebih bersyukur dapat suatu hal yang udah Tuhan berikan. Ketika kami mengingat hal buru, pasti kami terhitung ingat lagi rasa sakitnya. Rasa sakit dikecewakan, rasa sakit ditinggalkan ataupun rasa sakit dikarenakan kehilangan suatu hal yang berharga. namun ingatlah dari sudut positifnya. terkecuali kami tidak mengalami itu semua, apakah kami dapat menjadi privat yang kuat seperti sekarang? Tuhan Yesus memberkati.



RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH III



Renungan harian kristen hari ini air hidup

Mengucap Syukur
Bacaan: Mazmur 118:1-9



Bersyukurlah kepada Tuhan, dikarenakan Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Mazmur 118:1



Helen Adams Keller atau biasa disapa Helen Keller merupakan seorang penulis dan aktivis politik Amerika. Selain itu ia terhitung menulis artikel dan juga buku-buku tenar salah satunya The Story of My Life. Helen terlahir normal. Namun, waktu usianya 19 bulan, ia terserang penyakit yang menyebabkannya buta dan tuli hingga pada akhirnya ia terhitung menjadi bisu.



Saat masih kecil Helen menjadi privat yang kasar dan pemberontak lebih-lebih ia menjadi privat yang pemarah. Namun, sejalan pertambahan usia, Helen menjadi privat yang melampaui batasannya dan ia tidak menyerah pada hidupnya. Kita pasti pernah mengalami masa-masa susah yang memicu kami marah dan menyalahkan keadaan. Kita larut dalam rasa sedih hingga kami lupa untuk mengucap syukur kepada Allah. Ketika kami tidak dapat bersyukur atas kehidupan yang udah Tuhan berikan pasti tersedia kesalahan di dalamnya. Bisa menjadi dikarenakan kami sangat fokus pada persoalan kami tanpa memandang kebaikan yang Tuhan berikan kepada kita. Ingatlah, apa yang kami alami hari ini udah Tuhan atur. Cobaan yang kami alami tidak dapat melebihi kapabilitas kita. Ketika mengucap syukur kepada Tuhan, kami pasti dapat merasakan betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita.



Seringkali kami sebagai manusia hanya rela mengucap syukur kepada Tuhan hanya pada waktu bahagia. Namun, dalam suasana sedih manusia cenderung tidak bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan selayaknya seperti nafas kehidupan yang tidak dapat pernah berhenti kami ucapkan waktu kami masih diberi nafas kehidupan. Bersyukur kepada Tuhan terhitung tidak memerlukan sebuah alasan tertentu dikarenakan itu dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Yang menjadi ukuran manusia pada waktu ini untuk bersyukur adalah disaat meraih nilai baik, meraih promosi jabatan, meraih pekerjaan yang sesuai, meraih pasangan yang kami ingini dan hal membahagiakan lainnya menurut ukuran manusia.



Jika kami hanya terus mengingini kebahagiaan, kapan Tuhan dapat menyatakan kuasaNya dalam kehidupan kita? Perlu diingat dan direnungkan bahwa apa yang berjalan dalam kehidupan kami bukanlah suatu kebetulan semata, namun itu merupakan anugerah yang Tuhan berikan kepada kami sebagai manusia. Anugerah Tuhan bukan saja hal-hal baik seperti yang udah disebutkan sebelumnya. Namun, anugerah Tuhan terhitung dapat berwujud rasa sedih yang Tuhan ijinkan berjalan dalam kehidupan kita. Mengapa rasa sedih yang kami alami mesti disyukuri? Ini artinya Tuhan sayang kepada kami dan tengah mendidik kami sehingga kami menjadi privat yang dewasa bukan hanya secara fisik namun terhitung dalam iman. Tuhan mendidik kami serupa seperti bapa di dunia mendidik kita. Ia mendidik kami dengan tegas sehingga kami menjadi privat yang tahan banting dalam hadapi cobaan. Selain itu, waktu rasa sedih menimpa kita, kuasa Tuhan justru dapat nyata dalam kelemahan kita.



Segala suatu hal yang berjalan dalam kehidupan kami baik bahagia maupun duka, baik dalam kehidupan yang penuh canda tawa maupun tetesan air mata itu udah Tuhan ijinkan terjadi. Tuhan dambakan kami mengucap syukur kepadaNya dalam segala hal dikarenakan penyertaan Tuhan selalu tersedia pada privat tiap tiap kita. Dalam Roma 8:28 disebutkan bahwa Allah ikut bekerja dalam segala suatu hal untuk mendatangkan kebaikan. Oleh dikarenakan itu, kami mesti percaya kepadaNya bahwa apa yang berjalan dalam kehidupan ini udah Tuhan atur. Jangan lupa untuk mengucap syukur, Tuhan Yesus memberkati.







Renungan harian kristen pemuda

Kerjakan Tanggung Jawabmu
Bacaan: Yunus 1:1-17



“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah pada mereka, dikarenakan kejahatannya udah hingga kepada-Ku.”

Yunus 1:2



Ketika Tuhan memberikan tanggung jawab besar kepada Yunus untuk pergi ke Niniwe apa yang dilakukan oleh Yunus? Awalnya Yunus lari dari tanggung jawab itu dengan pergi ke Tarsis namun, waktu perjalanan menuju Tarsis Yunus ditegur Tuhan. Tuhan mendatangkan badai yang besar hingga pada akhirnya Yunus mesti berada dalam perut ikan tiga hari tiga malam lamanya. Pernahkah kamu seperti Yunus yang mencoba lari dari tanggung jawab yang udah dipercayakan padamu? Sebagai seorang manusia, adakalanya kami ragu dan was-was untuk mengerjakan suatu tanggung jawab, lebih-lebih terkecuali itu merupakan tanggung jawab yang lumayan besar. Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban dan tugas yang mesti kami selesaikan hingga akhir. Jika kamu jadi tidak dapat mengerjakan banyak tanggung jawab hingga akhir, mintalah Tuhan untuk memberikanmu hikmat. Janganlah kamu melalaikan suatu tanggung jawab kecil hanya dikarenakan kamu miliki tanggung jawab lain yang lebih besar.



Faktor-faktor penyebab lari dari tanggung jawab



Setiap orang miliki tanggung jawabnya masing-masing. Baik muda ataupun tua pasti miliki suatu tanggung jawab entah itu kecil maupun besar. Semakin kami beranjak dewasa, tanggung jawab yang dipercayakan kepada kitapun jadi besar dan berat. Namun, dikarenakan tidak mengandalkan dan tidak menghendaki penyertaan Tuhan dalam selesaikan persoalan itu, tersedia banyak orang yang melewatkan dan lari dari tanggung jawab yang ia miliki. Padahal dalam Roma 14:12 disebutkan demikianlah “Demikian tiap tiap orang di antara kami dapat memberi pertanggungan jawab berkenaan dirinya sendiri kepada Allah”. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memicu seseorang lari dari tanggung jawabnya.



Rasa takut



Hal yang memicu seseorang dapat lari dari tanggung jawab yakni dikarenakan ada rasa takut. Sama halnya seperti Yunus yang mencoba lari dari tanggung jawab yang Tuhan berikan kepadanya dikarenakan rasa takut. Yunus paham bahwa Niniwe adalah kota yang besar dimana terkecuali ia mesti pergi kesana dan memberitahukan penduduknya dapat kejahatan yang dilakukan ia pasti tidak diterima lebih-lebih dihakimi. Namun, disaat Yunus minta penyertaan Tuhan dan pada akhirnya ia dapat jalankan tanggung jawab itu. Yuk saat ini membuang rasa takutmu dan minta penyertaan Tuhan.



Memiliki tanggung jawab yang lebih besar



Faktor lain yang memicu seseorang lari dari tanggung jawab yakni dikarenakan ia miliki tanggung jawab yang lebih besar sehingga ia berasumsi remeh tanggung jawab kecil yang dimiliki. Baik besar maupun kecil, tanggung jawab tetaplah kewajiban yang mesti diselesaikan hingga akhir. Ketika kamu dapat mengerjakan tanggung jawab kecil pasti kamu terhitung dapat untuk mengerjakan suatu tanggung jawab yang lebih besar.



Tidak menghendaki hikmat dan penyertaan Tuhan



Faktor utama yang memicu seseorang lari dan melewatkan tanggung jawabnya adalah dikarenakan tidak menghendaki hikmat dan penyertaan dari Tuhan. Ketika kamu hanya mengandalkan kapabilitas diri sendiri, temtu kamu dapat jadi tidak dapat untuk mengerjakan suatu tanggung jawab. Oleh dikarenakan itu berdoalah dan minta hikmat dan juga penyertaan Tuhan.



Oleh dikarenakan itu, janganlah kamu lari dari tanggung jawab yang udah dipercayakan kepadamu. Jangan jadikan tanggung jawab hanya cuman tuntutan yang mesti kamu selesaikan. Namun, jadikanlah tanggung jawab itu sebagai suatu kewajiban yang mesti diselesaikan hingga akhir dengan baik (finishing well). Tuhan Yesus memberkati.





RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH IV



Renungan singkat firman Tuhan

Waktu Teduh
Bacaan: Efesus 6:10-20



Berdoalah tiap tiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan keinginan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Efesus 6:18



Doa merupakan nafas kehidupan bagi orang percaya. Dengan berdoa, pertalian kami dengan Allah dipulihkan sehingga kami dapat paham dan paham apa tekad Tuhan dalam hidup kita. Waktu teduh atau waktu teduh merupakan waktu tertentu yang dihidangkan bagi Tuhan dan mesti kami jalankan tiap tiap hari. Sebaiknya waktu teduh dilakukan tiap tiap pagi sebelum akan kami memulai kegiatan kami sehingga kami dapat memohon penyertaan Tuhan pada hari yang dapat kami lewati. Waktu teduh adalah respon kami pada kerinduan Tuhan untuk bersekutu dengan kami anak-anakNya. Disaat kami jalankan waktu teduh, artinya kami bersekutu dengan Tuhan. Sepeti yang udah kami ketahui, doa merupakan bentuk komonukasi kami kepada Allah. Dengan berdoa, kami Mengenakan hak istimewa yang Tuhan berikan untuk bicara denganNya. Sudahkah kami mempersiapkan waktu teduh tiap tiap harinya untuk Tuhan?

Waktu teduh sangat mutlak untuk kami lakukan. Alasan kami untuk jalankan waktu teduh yaitu:



Teladan Yesus



Tuhan Yesus mengajarkan kami untuk miliki persekutuan dengan Bapa di Sorga. Di tengah kesibukannya, Tuhan Yesus menyempatkan diri untuk berdoa baik itu dalam suasana bahagia maupun dalam suasana sedih. Sebelum Yesus disalibkan, Ia terhitung berdoa kepada Bapa untuk diberikan kekuatan. Kita terhitung sebagai manusia mesti miliki pertalian privat dengan Bapa di sorga. Waktu teduh yang kami sediakan dan kami bangun memicu pertalian kami dengan Bapa di sorga menjadi dekat. Berdoa bukan hanya dilakukan sebagai normalitas semata, namun sebagai suatu hal yang memang kami mesti jalankan dikarenakan kami paham bahwa di dunia ini kami tidak dapat hidup sendiri tanpa penyertaan Tuhan.



Kerinduan Tuhan untuk bersekutu dengan umatNya



Tuhan rindu dan dambakan sehingga umatNya miliki persekutuan dan pertalian yang dekat denganNya. Dalam Hosea 6:6 disebutkan bahwa Tuhan lebih mengahargai persekutuan dengan umatNya dibandingkan dengan apa yang kami jalankan bagiNya.  



Agar bertumbuh dalam iman



Ketika kami miliki waktu teduh dengan Tuhan, iman kami terhitung dapat bertumbuh. Iman kami dapat bertumbuh lewat penghayatan dapat firmanNya. Iman seseorang tidak dapat tumbuh dengan instan sehingga butuh pemeliharaan dengan paham firmanNya. Pada waktu ini seringkali kami melewatkan waktu teduh itu dengan alasan kesibukan. Tuhan selalu menyertai kami selama 24 jam, lantas mengapa kami tidak dapat memberikan waktu kami kepada Tuhan? Orang yang miliki pertalian privat dengan Tuhan pasti dapat lebih percaya untuk menekuni kehiduan ini.



Bagaimana cara kami untuk berdoa? Yang mesti kami jalankan yakni mempersiapkan waktu kita, melacak tempat tenang, menenangkan hati dan menghendaki kehadiran Tuhan, membaca Alkitab, menyatakan respon kami dengan berdoa, merenungkan firman yang udah dibaca. Bagi kami sering kadang susah untuk mempersiapkan waktu kami bagi Tuhan. Kita sangat sibuk dengan urusan privat kami dan seringkali melewatkan Tuhan. Kita jalankan hal itu seakan kami dapat hidup tanpa bimbingan Tuhan. Kita hanya berdoa disaat kami bahagia saja. Jika kami seperti itu, bagaimana kami dapat bertumbuh dalam iman dan dapat paham maksud Tuhan dalam kehidupan kita? Marilah kami studi untuk membangun pertalian yang dekat denganNya. Mulailah untuk miliki waktu teduh tiap tiap harinya. Tuhan Yesus memberkati.







Contoh renungan singkat

Kerjakan dengan hati
Bacaan: Kolose 3:23-25



Apa pun terhitung yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Kolose 3:23



Ketika kami mengerjakan apa yang kami sukai, pasti kami dapat mengerjakannya dengan sepenuh hati dan apa yang kami Mengerjakan pasti hasilnya baik. Namun, apa yang berjalan terkecuali kami mesti mengerjakan suatu hal yang tidak kami sukai? Pasti kami dapat mengerjakannya dengan perasaan tertekan dan hasilnya tidak baik. Dalam Kolose 3:23 paham disebutkan bahwa kami mesti mengerjakan apa pun itu dengan segenap hati kami seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Terdengar berat dan susah bukan? Namun, itulah yang memang mesti dilakukan. Kita mesti berani untuk terlihat dari zona nyaman kita. Awalnya pada tersedia rasa was-was dan cemas, namun terkecuali kami rela mencoba untuk menyukainya pasti tidak tersedia yang tidak mungkin. 



Ketika Elisa dipanggil Tuhan lewat nabi Elia, pasti Elisa mesti terlihat dari zona nyamannya dan meninggalkan pekerjaan yang ia cintai. Bukan tanpa alasan, Elisa paham bahwa ia meraih suatu hal yang lebih besar dengan nabi Elia. Ia terhitung paham bahwa perjalan barunya tidak mudah dan menakutkan lebih-lebih ia terhitung paham bahwa apa yang ia Mengerjakan anti belum pasti merupakan kesukaannya. Tapia pa yang terjadi? Elisa dapat lewat itu seluruh dalam penyertaan Tuhan.

Sering halnya kami tidak mengerjakan apa yang udah menjadi tanggung jawab kami dengan sepenuh hati. Entah itu dikarenakan apa yang ia Mengerjakan bukan passionnya atau bisa saja terhitung dikarenakan ia dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan itu. Namun, bagaimanapun keadaannya, kami mesti selalu mengerjakannya dengan hati. Jika jadi tidak dapat dan tidak sanggup, berdoalah kepada Tuhan dan minta bimbingan dan juga penyertaan Tuhan. 



Hal yang mesti dilakukan 

Lalu,, hal apa saja yang mesti dilakukan sehingga kami dapat mengerjakan segala suatu hal dengan hati? Berikut hal-hal yang mesti dilakukan.

Cintai apa yang dikerjakan

Penting bagi kami untuk terlebih dahulu mencintai apa yang kami kerjakan. Cobalah untuk paham dan paham maksud Tuhan dalam tiap tiap pekerjaan yang kami kerjakan. Ketika kami mencintai apa yang kami kerjakan, pasti hasilnya dapat baik dan kitapun tidak dapat tertekan untuk mengerjakannya.



Keluar dari zona nyaman

Keluar dari zona nyaman terhitung sangat mutlak untuk dilakukan. Keluar dari zona nyaman menyatakan bahwa kami berani untuk mengambil alih resiko walaupun kami tidak paham apakah ketentuan yang dilakukan itu benar. Keluar dari zona nyaman artinya siap untuk terima pergantian dan percaya bahwa suatu hal hal besar dapat terjadi. Ketika seseorang berani terlihat dari zona nyaman dan berhenti dari suatu pekerjaan yang disukai, ia pasti dapat dengan mudah mencintai pekerjaan yang diberikan nantinya.



Minta penyertaan Tuhan

Hal paling penting yang mesti dilakukan yakni minta penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan itu baik adanya. Ia dapat membimbing kami dan memampukan kami untuk mengerjakan sesuatu. Meskipun apa yang dilakukan berat dan penuh rintangan, disaat kami minta penyertaan Tuhan pasti kami dapat lalui itu semua.



Sangat mutlak bagi kami untuk jalankan segala pekerjaan yang kami milii dengan hati. Segala suatu hal yang dilakukan dengan hati pasti hasilnya dapat baik. Apapun yang kamu Mengerjakan pada waktu ini baik itu dalam pekerjaan maupun pelayanan, kerjakanlah dengan sebaik-baiknya. Jika kamu jadi hal itu tidak mungkin, mintalah penyertaan Tuhan sehingga Tuhan mampukan. Tuhan Yesus memberkati.





RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH V



Renungan santapan harian

Tahu Kehendak Allah
Bacaan: Yohanes 6:35-40



Sebab Aku udah turun dari sorga bukan untuk jalankan kehendak-Ku, namun untuk jalankan tekad Dia yang udah mengutus Aku.

Yohanes 6:38



Pernahkan kami jadi apa yang kami kehendaki dalam hidup ini tidak sesuai dengan harapam kita? Ketika kami udah mengupayakan sekuat tenaga, justru apa yang kami dapatkan tidak berjalan seperti apa yang kami kehendaki. Pertanyaan selanjutnya, apakah kami pernah menanyakan kepada Tuhan apa memang tekad Tuhan dalam hidup kita? Jika kami memandang apa yang berjalan di awalnya dalam kehidupan kita, pernahkah kami paham bahwa apa yang kami alami dalam hidup ini merupakan kehendakNya? Sebelum Yesus ditangkap, Yesus berdoa di taman Getsemani. Ia berdoa kepada BapaNya di sorga dan  Ia bicara demikianlah “tetapi bukanlah kehendak-Ku melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Yang dapat kami teladani disini yaitu, Yesus saja menyerahkan apa yang berjalan dalam hidupNya kepada Bapa di sorga, megapa kami terhitung tidak jalankan hal demikian? Manusia merupakan makhluk lemah yang tidak dapat hidup tanpa penyertaan Tuhan. 



Namun dikarenakan kesombongan dan keangkuhan manusia, seringkali manusia menjadi lupa diri dan lebih mengandalkan kekuatannya sendiri dan justru malah memaksa Tuhan untuk jalankan hal yang dikehendakinya. Ketika apa yang berjalan dalam hidupnya tidak sesuai keinginan dan kehendaknya, manusia justru malah kecewa dan menyalahkan Tuhan. Namun,yang mesti diingat adalah tiap tiap apa yang kami alami entah tempo hari atau pada waktu ini itu merupakan tekad Allah. Mungkin pada waktu ini kami tidak dapat paham maksud Tuhan dalam hidup ini. Namun satu hal yang mesti ditanamkan di hati saudara dan saya bahwa seluruh yang Tuhan beri adalah yang terbaik untuk kami dikarenakan tangan Tuhan tengah merenda suatu karya yang agung mulia dalam kehidupan kita. 



Kehendak Allah



Kehendak Allah tidaklah lama seperti tekad manusia. Manusia berkendak sehingga suatu hal yang baik saja berjalan dalam hidupnya. Namun Tuhan terhitung menghendaki suatu hal yang tidak baik berjalan sehingga manusia dapat jadi bertumbuh di dalam iman dan pengharapan. Lalu apa saja tekad Allah dalam hidup kita? Kehendak Allah dalam hidup kami yaitu:

Menjadi garam dan terang bagi sesama

Tuhan menghendaki kami sehingga kami menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16). Ia menghendaki kami untuk menjadi teladan bagi sesama dimanapun kami berada. Sebagai anak-anakNya kami mesti menjadi berkat bagi sesama lewat kelakuan dan tindakan kita.



Mewartakan keselamatan dan kabar kerajaan Allah

Dalam Lukas 9:2 Yesus mengutus murid-muridNya untuk memberitakan kerajaan Allah kepada orang banyak. Demikian terhitung dengan kita. Tiba saatnya bagi kami untuk mewartakan kabar keselamatan dan kabar kerajaan Allah kepada mereka yang belum percaya kepada Yesus dikarenakan itulah yang dikehendakiNya.



Menjadi pelaku firmanNya

Hal yang terhitung dikehendaki Allah yakni menjadi pelaku firmanNya. Menjadi pelaku firman disini dapat diamati dari tiap tiap kelakuan dan tindakan kami yang rela di hadapan Allah sehingga menjadi saksi yang hidup bagi sesama.



Oleh dikarenakan itu, kami mesti paham apa tekad Tuhan dalam hidup kami dikarenakan kehendakNya itu baik adanya. Kita tidak boleh memaksakan tekad kami kepada Tuhan dikarenakan tekad kami belum pasti baik untuk kita. Hiduplah seturut kehendakNya sehingga kami dapat menggembirakan hati Tuhan dan dapat menjadi berkat dan juga saksi yang hidup bagi kurang lebih kita. Tuhan Yesus memberkati.





Renungan harian online



Kekuatan Iman
Bacaan: Ibrani 11:1-3



Iman adalah basic dari segala suatu hal yang kami harapkan dan bukti dari segala suatu hal yang tidak kami lihat.

Ibrani 11:1



Pada waktu ini, seringkali kami mendengar pemberitaan berkenaan orang percaya yang tidak berpegang teguh kepada iman percayanya sehingga memilih untuk mundur dan tidak percaya lagi. Kedudukan, harta lebih-lebih pasangan hidup seringkali menjadi alasan bagi seseorang untuk meninggalkan iman percayanya. Yang lebih parahnya lagi dikarenakan rasa kecewa atau sakit hati dengan kawan seiman menjadi alasan untuk meninggalkan iman kepercayaan. Lalu memang apa iman itu? Seperti yang dikatakan dalam Ibrani 11:1  "Iman adalah basic dari suatu hal yang kami harapkan dan bukti dari segala suatu hal yang tidak kami lihat". 



Kekuatan Iman



Iman artinya percaya semuanya kepada apa yang walaupun belum dilihat. Hal inilah yang sesudah itu disebut sebagai kapabilitas iman Lalu memang apa yang dapat kami dapatkan disaat kami miliki kapabilitas iman?



Dapat memandang keajaiban Allah dalam hidup kita



Ketika kami miliki kapabilitas iman, hal yang pertama kali dapat kami memandang yakni keajaiban Allah dalam hidup kita. Ketika kami selalu miliki iman yang kuat walaupun kami berada dalam pergumulan yang berat, paati Tuhan dapat menyatakan kuasaNya dalam hidup kita. Ia pasti dapat memulihkan suasana dan hidup kita.



Memperoleh hidup yang kekal



Hidup yang kekal dapat kami dapatkan hanya dari Allah dikarenakan tidak dapat tersedia seorangpun yang dapat memberikan kekekalan kepada sesamanya. Ketika kami miliki kapabilitas iman, hal yang dapat kami dapatkan yakni hidup kekal dengan Bapa di surga kelak.



Dapat melangkah dengan pasti sama sekali tidak tersedia jaminan



Ketika kehidupan kami seakan tidak tersedia harapan dikarenakan apa yang kami ingini selalu tersedia diluar jangkauan kita, apa yang selayaknya kami jalankan sebagai seseorang yang miliki iman? Ketika kami miliki iman yang teguh kepadaNya kami dapat selalu melangkah walaupun suasana tidak membantu kami dikarenakan kami percaya bahwa dapat tersedia jaminan dan keselamatan di dalam Dia.

Menerima janji Tuhan sama sekali kelihatannya tidak mungkin



Sara dan Abraham udah lanjut umurnya namun selalu belum miliki anak. Sebagai seorang manusia bisa saja kami tidak dapat percaya terkecuali Sara dapat mengandung. Namun, Sara dan Abraham selalu percaya dapat janji Tuhan kepada mereka. Ketika mereka percaya, Tuhanpun menjawab doa mereka dan pada akhirnya mereka miliki anak di umur mereka yang udah lanjut. Cerita Abraham dan Sara dapat menjadi pelajaran bagi kita. Ketika kami berdoa dan berserah penuh kepadaNya, apa yang kelihatannya tidak bisa saja bagi manusia dapat bisa saja bagi Allah.



Menang hadapi cobaan



Orang yang miliki kapabilitas iman pasti dapat selalu bertahan walaupun dalam suasana sulit. Ia dapat selalu berdiri teguh walaupun suasana tidak untungkan baginya. Ia dapat selalu percaya bahwa apa pun yang berjalan dalam kehidupannya udah Tuhan atur hingga pada akhirnya orang berikut dapat lewat tiap tiap cobaan dan terlihat sebagai seorang pemenang dan meraih kemuliaan dari Bapa di sorga.



Iman itu memerlukan proses. Sama halnya seperti pohon yang terus bertumbuh terkecuali dirawat dan dipelihara dengan baik. Begitupun dengan iman kita, terkecuali dambakan iman kami bertumbuh, maka peliharalah iman itu sehingga kami dapat selalu berdiri teguh walaupun tersedia di tengah badai. Tuhan Yesus memberkati.



RENUNGAN HARIAN SAAT TEDUH V



Renungan harian wanita

Be a Strong Woman
Bacaan: Rut 1:1-13



Naomi adalah isteri dari seorang bernama Elimelekh. Ia dikaruniai dua orang anak bernama Mahlon dan Kilyon. Saat berjalan kelaparan di tanah Israel, ia beserta suami dan anak-anaknya pergi ke tempat Moab sebagai orang asing. Saat tinggal di Moab, Naomi mesti kehilangan suaminya dan sepuluh th. sesudah itu ia terhitung mesti kehilangan kedua anaknya. Saat kedua anaknya udah meninggal, Naomipun mengambil keputusan untuk lagi ke tanah Yehuda dan menyuruh kedua orang menantunya pulang ke rumah ibunya. Tentu Naomi paham apa akibatnya terkecuali ia menyuruh kedua menantunya pulang. Ia dapat hidup seorang diri di jaman tuanya tanpa tersedia yang menemani. Namun, dikarenakan kasihnya Naomi dambakan kedua menantunya hidup bahagia.



Sebagai seorang wanita seringkali kami dikatakan makhluk lemah dikarenakan tidak dapat jalankan suatu pekerjaan berat seorang diri. Wanita sama juga dengan perasaan halusnya dan melakukan tindakan mengfungsikan hati dibandingkan logika. Namun, sebagai seorang wanita kami bukanlah makhluk yang lemah. Ketika seorang wanita melahirkan, ia mesti mencegah rasa sakit yang teramat sangat. Ketika ia berkeluarga dan bekerja, ia mesti dapat membagi waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Bahkan, disaat dihadapkan suatu pergumulan yang berat, justru wanita jauh lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki.



Dari cerita Naomi, kami dapat studi untuk menjadi seorang wanita yang tangguh dan kuat dalam hadapi cobaan. Naomi terus mengalami rasa sedih namun Naomi tidak menyerah begitu saja. Naomi pun tidak menyalahkan Tuhan dapat apa yang berjalan dalam hidupnya. Sebagai seorang wania, kami terhitung mesti seperti itu. Wanita yang kuat tidak diamati dari bentuk fisiknya yang kekar seperti laki-laki. Bukan terhitung diamati dari kuatnya ia mengangkat benda yang berat. Namun, wanita yang kuat diamati dari bagaimana ia meresponi suatu permasalahn yang dihadapi. Ketika kami hadapi sebuah persoalan dengan selalu bersyukur dan tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi, dapat dipastikan bahwa kami adalah wanita yang kuat. Wanita yang kuat terhitung dapat berdiri teguh dalam suasana apapun. Ia tidak dapat kehilangan arah dan tujuan hidupnya walaupun sering dikecewakan. 



Ciri wanita kuat

Adapun ciri wanita yang kuat yaitu:



Selalu mengandalkan Tuhan



Wanita yang kuat adalah wanita yang selalu mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya. Baik bahagia maupun duka Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Wanita yang kuat tidak dengan mudah  meninggalkan Tuhan hanya dikarenakan persoalan kecil yang dihadapi.



Tidak mudah mengeluh dan menyerah



Wanita yang kuat terhitung merupakan wanita yang tidak mudah mengeluh dan menyerah disaat diberikan tanggung jawab ataupun dalam hadapi masalah. Wanita yang kuat dapat selalu hadapi tantangan demi tantangan tanpa rasa was-was dikarenakan percaya bahwa Tuhan dapat selalu menyertai tiap tiap cara hidupnya.



Selalu menatap ke depan



Ciri wanita kuat yang paling akhir yakni selalu menatap ke depan tanpa menengok lagi ke belakang. Wanita kuat tidak dapat lagi menyesali apa yang pernah berjalan dalam kehidupannya. Ia dapat memicu rencana yang luar biasa untuk jaman depannya dan tentunya selalu mengandalkan Tuhan dapat tiap tiap yang ia rencanakan.



Oleh dikarenakan itu, jadilah wanita kuat yang dapat hadapi tiap tiap persoalan hidup. Buktikanlah bahwa kami bukanlah makhluk lemah seperti yang orang lain katakan. Andalkanlah Tuhan dalam tiap tiap pekerjaan yang dilakukan. Tuhan Yesus memberkati.







Renungan berkenaan kesabaran

Semua Ada Waktunya
Bacaan: Pengkhotbah 3:1-15



Ia memicu segala suatu hal indah pada waktunya, lebih-lebih Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal hingga akhir.

Pengkhotbah 3:11



Dina adalah seorang mahasiswi disalah satu universitas yang lumayan tenar di Indonesia. Sebagai seorang mahasiswi yang lumayan dikenal dikarenakan aktif dalam kegiatan organisasi universitas dan aktif dalam layanan di gereja, ternyata Dina miliki pergumulan yang ia simpan dalam hatinya dan ia tutup rapat sehingga orang lain tidak paham suasana dirinya yang sebenarnya. Sejak kecil Dina tidak dapat merasakan kasih sayang dari orang tua dan tidak paham apa itu kehangatan dan arti dari sebuah keluarga. Orang tuanya selalu bertengkar dan ia hanya dapat menangis dan juga berdoa kepada Tuhan. Suatu hari Dina pun berada dalam fase dimana ia marah dan menyalahkan Tuhan atas apa yang berjalan dalam hidupnya. Ia kehilangan arah dan tujuan dalam hidupnya hingga jatuh ke dalam dosa dikarenakan terlihat kepahitan dalam hatinya. Seiring berjalannya waktu, Tuhan pun melembutkan hati Dina dan pada akhirnya ia lagi menyerahkan segala pergumulan hidupnya kepada Tuhan. Ia jadi sabar menanti jawaban Tuhan hingga pada akhirnya Tuhan melepaskan kepahitan dalam hatinya dan memulihkan keluarga Dina.



Pernahkan kami berada dalam posisi Dina dimana kami jadi pergumulan yang kami hadapi begitu berat seakan Tuhan jauh meninggalkan kita? Disaat kami mengalami suatu pergumulan seringkali kami menanyakan “Tuhan mengapa hal ini mesti berjalan padaku? Bukankah Engkau mengasihi aku?”. Bahkan tidak jarang kami hingga kepada fase dimana kami menyalahkan Tuhan dapat kenyataan hidup ini. Kita memberontak lebih-lebih kehilangan kendali atas diri kami sendiri dikarenakan kami tidak sabar untuk menanti jawaban dari Tuhan. Kita menyerah dan tidak mengandalkan Tuhan lagi dikarenakan kami jadi Tuhan tidak rela menjawab tiap tiap doa yang kami naikkan. Kita lupa bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu manusia. Dalam Roma 12:12 kami diajarkan untuk miliki pengharapan, kesabaran dan selalu berdoa kepadaNya baik dalam suasana bahagia maupun dalam suasana duka. 



Tuhan mengijinkan tiap tiap masalah berjalan dalam kehidupan kami sehingga Ia dapat menyatakan betapa besar kuasaNya dikarenakan Ia dapat memulihkan suasana kami asalkan kami rela berserah dan bersabar menanti janji Tuhan tergenapi. Memang bukan hal yang mudah bagi kami seorang manusia terima apa yang berjalan dalam kehidupan ini, namun disaat kami rela berserah dan berdoa kepadaNya maka tidak tersedia satupun yang kemungkinannya sangat kecil bagi Tuhan. Sama halnya dengan Abraham dan Sara. Di umur mereka yang jadi tua, mereka terus berdoa dan percaya dapat janji Tuhan bahwa mereka dapat miliki anak. Selama 25 th. mereka terus berdoa dan sabar menanti janji Tuhan yang belum tergenapi. Penantian mereka tidak sia-sia, pada akhirnya Sarapun mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang bernama Ishak. 



Hari ini Firman Tuhan bicara bahwa pekerjaan Tuhan mesti dinyatakan lewat masalah yang kami alami dan segala suatu hal pasti tersedia waktunya. Tuhan dambakan memandang bagaimana iman kami kepadaNya. Yang mesti kami ingat dan renungkan yakni waktu Tuhan adalah tepat. Ia bekerja di atas segala persoalan yang kami alami. Ia memberikan kapabilitas dan kelegaan kepada kita. Oleh dikarenakan itu, sabarlah menanti jawaban Tuhan. Berserahlah dan berdoalah kepadaNya dikarenakan Ia dapat memberikan apa yang kamu perlukan pas pada waktunya. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar