Jumat, 13 November 2020

Ketika Iman dan Kesetiaan Diuji Ayub 2:1-13


RENUNGAN HARIAN

Ketika Iman dan Kesetiaan Diuji
Bacaan: Ayub 2:1-13



"Lalu mereka duduk berbarengan dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, dikarenakan mereka melihat, bahwa terlalu berat penderitaannya."

Ayub 2:13

Renungan harian

Gambar by mirifica.net

Ayub merupakan seorang yang hidupnya diberkati oleh Allah. Ia memiliki kekayaan yang melimpah serta keluarga yang besar bersama dengan seorang istri dan tujuh anak laki-laki serta tiga anak perempuan. Ia merupakan seorang yang saleh dan jujur, kuatir akan Allah serta jauhi kejahatan.



Suatu hari Allah mengijinkan sebuah ujian hidup berjalan di didalam kehidupan Ayub. Ia perlu kehilangan seluruh kekayaan miliknya lebih-lebih ia perlu kehilangan seluruh anak-anaknya. Penderitaan yang Ayub alami sungguhlah berat tetapi ketika penderitaan itu mampir menimpa Ayub, ia tidak berbuat dosa dan tidak menyalahkan Allah atas apa yang berjalan didalam kehidupannya. Ayub juatru senantiasa memuji dan memuliakan nama Tuhan bersama dengan mulutnya.



Bahkan didalam Ayub 1:20-21 ia bersikap seperti ini

"Maka berdirilah Ayub, selanjutnya mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku nampak dari kandungan ibuku, bersama dengan telanjang termasuk aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" 



Jika kita baca lebih jauh lagi, penderitaan Ayub tidak hanya hingga disana. Allah menginjinkan penyakit kulit tersedia pada tubuh Ayub lebih-lebih isterinya meninggalkan ia. Ketika tiga orang sahabatnya datang ke Ayub, mereka hingga tidak mampu mengenali Ayub dikarenakan penyakit kulit yang dideritanya. Namun, Ayub senantiasa tidak berucap dosa lewat bibirnya. Ia yakin bahwa segala sesuatu yang berjalan didalam kehidupannya udah diatur oleh Allah supaya ia tidak perlu kuatir dan khawatir.

Mungkin bagi kita manusia, kita berpikir bahwa apa yang udah dialami Ayub udah melebihi batas kekuatannya. Jika kita tersedia di posisi Ayub bisa saja saja kita akan konsisten mempertanyakan mengapa itu seluruh mampu berjalan didalam kehidupan kita lebih-lebih bisa saja saja kita kecewa kepada Allah.



Jika pada waktu ini kita menghadapi suatu pergumulan, apakah kita senantiasa mampu berdiri teguh seperti Ayub? Setiap orang tentu memiliki kesusahannya sendiri dan tindakan yang akan diambil terkait dari bagaimana orang selanjutnya menyikapi masalah yang sedang dialami. Pergumulan yang kita alami Tuhan ijinkan berjalan dikarenakan Ia dambakan menyaksikan seberapa besar iman dan komitmen kita kepadaNya.



Tidak sedikit di antara kita yang justru menyalahkan Tuhan lebih-lebih kecewa terhadapNya ketika ia perlu menghadapi suatu pergumulan. Bahkan di antara kita tentu dulu bersungut-sungut ketika masalah yang dialami tambah berat dan mulai tidak tersedia jalan keluar. Pergumulan yang dihadapi justru memicu kita tambah jauh dari Tuhan dikarenakan kita mulai Tuhan tidak mengasihi kita. Padahal kita sendiri pun tahu bahwa Ia tidak akan memberi tambahan masalah yang melebihi kekuatan kita.



Baca termasuk : Renungan harian terlilit didalam dosa



Ketika kita menghadapi suatu pergumulan perihal yang perlu kita jalankan adalah mampir dan berseru kepadaNya supaya Ia mampu memulihkan suasana kita. Mungkin tidak hanya kita yang sempat mulai putus asa akan kehidupan ini, Ayub termasuk dulu mengalami perihal serupa. Namun, Ayub konsisten yakin dan berserah kepada Tuhan hingga selanjutnya suasana Ayub dipulihkan oleh Tuhan. Ia mengganti kepunyaan Ayub dua kali lipat dan Tuhan memulihkan hidup Ayub.



Jika hidup kita dambakan dipulihkan olehNya, maka datanglah kepadaNya dan janganlah menyerah dikarenakan pergumulan yang sedang dihadapi. Pergumulan yang kita menghadapi pada waktu ini merupakan ujian yang Tuhan ijinkan berjalan untuk menguji iman dan komitmen kita kepadaNya. Tetaplah mengandalkan Dia dan hidup seturut kehendakNya hingga Ia memulihkan keadaanmu pada waktu ini. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar