Selasa, 01 Desember 2020

Pulau Paskah Asal usul dan Sejarahnya


Pulau Paskah atau Easter Island adalah sebuah Pulau kecil dan terpencil milik Chili yang terdapat di selatan Samudera Pasifik. Dalam bhs Polonesia Pulau Paskah disebut Rapa Nui tetapi di dalam bhs Spayol disebut Isla de Pascua. Secara administrasif Pulau Paskah juga ke di dalam Provinsi Valparaiso.



Bentuk Pulau Paskah sendiri layaknya segitiga dimana miliki luas wilayah seluas 163,6 km2. Daratan berpenghuni yang paling dekat bersama pulau ini yakni Pulau Pitcairn yang jaraknya 2.075 km sebelah barat. Menurut sensus yang dijalankan terhadap tahun 2002, populasi yang terkandung di Pulau Paskah yakni sebesar 3.791 jiwa yang mayoritas penduduknya menetap di ibukota Hanga Roa.



Pulau Paskah

https:// pulau-easter-knightman.jpg

Pulau Paskah barangkali tidak asing ditelinga kita terutama kembali pulau ini tenar gara-gara terkandung 887 patung-patung monumental yang disebut moai. Moai merupakan sebuah patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu besar yang kini terdapat di sepanjang garis pantai Pulau Paskah. Moai miliki ketinggian umumnya 4 meter bersama berat raih 14 ton lebih-lebih lebih. Moai miliki tubuh yang lengkap terasa dari kepala hinggi kaki meskipun terhadap pas ini banyak moai yang tertimbun tanah agar yang keluar hanya kepalanya saja. Banyak yang beranggapan bahwa moai dipahat untuk menghormati leluhur Pulau Paskah.



Ada sebuah legenda kuno yang menjelaskan demikian diceritakan ada seorang kepala suku yang tengah melacak area tinggal hingga kelanjutannya ia menduduki sebuah pulau yang dinamakan Pulau Paskah terhadap pas ini. Ketika ia bakal menghembuskan nafas terakhirnya, pulau selanjutnya dibagi-bagikan kepada semua anak lelakinya. Berdasarkan kepercyaan masyarakat setempat, tiap-tiap ada kepala suku meninggal, sebuah moai bakal dibuat dan ditaruh di makan kepala suku tersebut. Moai terssebut berfungsi untuk menangkap kebolehan ghaib atau mana yang dimiliki oleh kepala suku semasa hidupnya agar tidak pergi meninggalkan pulau. Mereka percaya bahwa bersama menjaga mana kepala suku agar senantiasa berada di pulau tersebut, keberuntungan bakal terjadi, hujan bakal turun dan tanaman bakal tumbuh.



Namun, ada juga cerita yang menjelaskan bahwa moai dibangun oleh masyarakat kelas bawah untuk menghormati masyarakat kelas atas. Orang kelas bawah ini tidak melakukannya dengansukarela namun mereka dipaksa untuk membangun moai sepanjang bertahun-tahun hingga kelanjutannya mereka memberontak. Pemberontakan yang mereka melaksanakan membawa dampak banyak moai hancur, jumlah masyarakat menyusut bersama pesat agar peristiwa Pulau Paskah tertimbun selamanya.



Terlepas dari bermacam cerita yang beredar, terhadap tahun 1995 UNESCO memastikan Pulau Paskah sebagai daftar situs warisan dunia. Namun terlampau disayangkan Pulau Paskah telah banyak mengalami keruntuhan baik dari aspek kerusakan ekosistem ataupun kepunahan spesies yang gara-gara over-eksploitasi sumber kekuatan pulau.



Sejarah Pulau Paskah

Menurut sumber yang beredar, orang yang pertama kali menduduki Pulau Paskah adalah imigran yang berasal dari Polinesia yang barangkali besar berasal dari Pulau Mangareva atau Pitcairn di sebelah barat Pulau Paskah. Pulau ini dinamakan Paasch-Eyland atau Pulau Paskah gara-gara ditemukan terhadap tahun 1722 terhadap pas hari Paskah oleh seorang ahli navigasi asal Belanda Jakob Roggeveen. Pada pas ditemukan Roggeveen memperkirakan jumlah masyarakat di pulau ini hanya sekitar 2.000-3.000 jiwa yang gara-gara pulau ini letaknya terpencil dan terisolasi dari dunia luar. Namun ternyata jumlah populasinya raih 10.000-15.000 jiwa terhadap abad ke 16 dan 17.



Pada jaman kejayaannya, Pulau Paskah menjadi sebuah pulau yang mendukung peradaban manusia yang relatif maju dan kompleks. Namun, peradaban Pulau Paskah terasa merosot secara drastis semenjak 100 tahun sebelum kedatangan Belanda yang disebabkan oleh padatnya jumlah penduduk, penebangan hutan dan eksploitasi sumber kekuatan alam. Namun hingga pertengahan abad ke 19, populasi masyarakat di pulau ini terasa jadi tambah hingga raih 4.000 jiwa.



20 tahun lantas sekitar tahun 1877, populasi masyarakat di pulau ini kembali merosot secara drastis lebih-lebih hanya tersisa 111 jiwa yang gara-gara banyak masyarakat dideportasi ke Peru dan Chili dan juga bermacam penyakit yang dibawa oleh orang Barat yang telah memusnahkan nyaris sebagian masyarakat di Pulau Paskah. Pada tahun 1888, pulau ini lantas dianeksasi oleh Chili. Secara perlahan jumlah masyarakat pun telah jadi tambah dari rekor paling rendah berjumlah 111 jiwa.

Penduduk asli yang berasal dari pulau ini dinamakan suku Rapanui. Nama Rapanui sendiri diciptakan oleh para imigran pekerja yang berasal dari suku asli Rapa di Kepulauan Bass gara-gara menyamakan Pulau Paskah layaknya kampung halamannya.



Pada pas ini, berlangsung peningkatan wisatawan yang datang ke Pulau Paskah gara-gara sektor wisata yang disuguhkan oleh Pulau ini berlainan bersama area yang lain. Meskipun menaikkan devisa negara, perihal ini justru membawa dampak keidentikan Polinesia di Pulau Paskah terancam hilang. Selain itu, berlangsung persoalan kepemilikan tanah antara pemerintah Chili bersama sebagian suku asli Rapanui yang membawa dampak ketegangan politik sepanjang 20 tahun terakhir.



Demografi Pulau Paskah

Pada pas ini, kepadatan masyarakat Pulau Paskah hanya berkisar 23 masyarakat per km². Tentu saja jumlah selanjutnya jauh lebih kecil jikalau dibandingkan bersama jaman keemasan Pulau Paskah yang populasi penduduknya raih 10.000-15.000 jiwa. Penduduk asli yang menduduki Pulau Paskah yakni Rapanui. Dari jumlah populasi terhadap jaman keemasan, populasi masyarakat alami penurunan hingga 2.000-3.000 jiwa sebelum kedatangan bangsa Eropa ke pulau ini.

Pada abad ke-19 atau sekitar tahun 1877, populasi masyarakat di pulau ini alami penurunan secara drastis gara-gara terdapatnya wabah penyakit, deportasi 2.000 Rapanui ke Peru sebagai budak dan juga keberangkatan paksa sisa suku Rapanui ke Chili yang membawa dampak populasi di pulau ini hanya raih 111 Rapanui saja. Dari 111 Rapanui yang tersisa, hanya 36 orang yang mempunyai keturunan.



Berdasarkan sensus yang dijalankan terhadap tahun 2002, populasi masyarakat yang ada di Pulau Paskah berjumlah 3.791 jiwa. Jumlah ini termasuk Rapanui 60% populasi, bangsa Chili keturunan Eropa termasuk 39% populasi dan sisanya 1% adalah etnis Amerika Asli dari daratan Chili. Hampir semua masyarakat yang ada di Pulau Paskah tinggal di kota Hanga Roa.



Baca juga : Sejarah terdapatnya Pulau Natal



Peninggalan Kuno Pulau Paskah

Selain Moai, masih banyak peninggalan kuno yang terkandung di pulau ini. Peninggalan-peninggalan selanjutnya antara lain:



Petroglyph

Petroglyph merupakan gambar yang dipahat di atas sebuah batu. Gambar yang terbentuk terdiri dari bermacam kumpulan garis yang timbul. Ada sekitar 1.00 situs bersama lebih dari 4.000 petroglyphs yang terkandung di Pulau Paskah. Desain ataupun gambar yang dipahat di atas batu selanjutnya berlainan terkait untuk tujuan apa petroglyph selanjutnya dibuat. Ada yang membawa dampak petroglyph untuk menciptakan totem, untuk menandai wilayah atau untuk mengabadikan peringatan seseorang atau moment bersejarah.



Rongorongo

Rongorongo merupakan postingan misterius di dalam bermacam lembaran atau tablet yang ditemukan di Pulau Paskah. Tulisan ini belum bisa diuraikan oleh ahli bhs sekalipun hingga pas ini. Ada yang menyimpulkan bahwa makna dari rongorongo sendiri yakni damai-damai yang barangkali mencatat dokumen perjanjian damai layaknya penguasa bertelinga panjang bersama penguasa bertelinga pendek. Namun semua itu masih diperdebatkan hingga pas ini.



Glyphs

Glyphs merupakan gambar ikon kecil di dalam bhs rongorongo yang miliki wujud manusia, hewan, wujud geometris dan kerap membentuk senyawa tak beraturan dimana tiap-tiap gambar miliki makna yang berbeda. Glyphs bisa diibaratkan sebagai postingan yang digunakan untuk berkomunikasi satu bersama yang lain.



Demikianlah informasi perihal Pulau Paskah. Semoga berfungsi bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar