Selasa, 16 Februari 2021

KHOTBAH NATAL tentang makna dan keindahan dalam terang


Bahan Khotbah Natal

GMP (Glory, Miracle plus Present of Christmas)

Bacaan: 2 Korintus 5:11-21



“Jadi siapa yang tersedia di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama udah berlalu, sebetulnya yang baru udah datang. Dan seluruhnya ini berasal dari Allah, yang bersama dengan perantaraan Kristus udah mendamaikan kami bersama dengan diri-Nya dan yang udah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia bersama dengan diri-Nya oleh Kristus bersama dengan tidak pertimbangkan pellanggaran mereka. Ia udah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu bersama dengan perantaraan kami: dalam nama Kristus kami berharap kepadamu: berilah dirimu didamaikan bersama dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa udah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kami dibenarkan oleh Allah.”

2 Korintus 5:17-21



KHOTBAH NATAL perihal arti dan keindahan dalam terang





Apa yang saudara mengharapkan disaat Natal udah tiba? Hadiah yang mahal ataukah sesuatu yang lebih berasal dari cuman hadiah yang tidak akan dulu sanggup saudara dapatkan dimanapun di seluruh dunia ini? Natal merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh orang percaya, tidak cuma ditempat ini bahkan di daerah lain Natal menjadi momen yang paling ditunggu. Sebenarnya paa yang ditunggu disaat Natal oleh kami semua? Apakah yang ditunggu cuma cuman hadiahnya, baju baru yang sanggup dipakai atau justru kebersamaan bersama dengan keluarga? Seringkali kami tidak menyadari arti mutlak berasal dari Natal itu sendiri. Natal merupakan hari di mana kami merayakan kelahiran Kristus di dunia ini. Acapkali momen indah Natal cuma berjalan selama satu atau dua hari dan lantas hilang keesokan harinya. Natal yang adalah momen kedamaian dan sukacita seringkali dihancurkan oleh perselisihan karena perbedaan pendapat. Sebagai manusia seringkali kami lupa akan arti Natal tersebut.



Euforia Natal terhitung sanggup kami rasakan jauh sebelum akan berasal dari bulan kelahiranNya. Pasti kami di daerah ini udah mempersiapkan Natal berasal dari jauh hari. Mulai berasal dari rangkaian acara, persembahan pujian apa yang akan ditampilkan, dekorasi Gereja dan pohon Natal dan juga dana yang harus dikumpulkan. Dengan persiapan selama itu, sebetulnya kami mempersiapkan Natal untuk siapa? Apakah untuk Tuhan atau justru untuk manusia? Mulai berasal dari anak sekolah minggu, pemuda remaja, kaum ibu, kaum ayah bahkan kaum lansia pun ikut terkena pengaruh euforia Natal ini. Terlebih anak sekolah minggu yang terlalu antusias mempersiapkan tampilan terbaiknya untu perayaan Natal di Gereja.



Tahukah saudara kecuali kelahiran Yesus ke dalam dunia ini punya tujuan mutlak dan sebetulnya harus kami renungkan? Dalam Yohanes 3:16-18 berkata demikianlah “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, supaya Ia udah mengaruniakan Anak-nya yang tunggal, supaya tiap-tiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia udah berada di bawah hukuman, karena ia tidak percaya dalam Anak Tunggal Allah.” Dalam ayat yang baru saja kami baca, menyadari dikatakan bahwa kelahiran Yesus ke dalam dunia ini adalah untuk menyelamatkan kami umat berdosa supaya kami tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Tidak tersedia satupun manusia yang tidak berdosa.



Bahkan sejak berasal dari dalam takaran pun kami udah berdosa. Manusia pertama kali jatuh ke dalam dosa waktu Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan bersama dengan memakan buah berasal dari pohon kehidupan. Sejak waktu itu, hubungan manusia bersama dengan Allah menjadi rusak. Manusia jatuh ke dalam kegelapan dan menghilangkan kasih dan juga kemuliaan yang udah Allah berikan. Namun, karena Ia begitu mengasihi kita, maka Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal Tuhan kami Yesus Kristus ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan kami berasal dari maut. Ia adalah terangNya yang nyata dan ajaib. Karena Ia lahir ke dalam dunia ini, kami beroleh pengharapan akan keselamatan.



Apakah bersama dengan kelahiranNya ke dalam dunia ini, Ia terhitung lahir dalam hati kita? Bagaimana kami menyadari apakah Allah udah ada dalam hati kami atau belum? Ketika Allah udah ada dalam hati dan hidup kita, sebetulnya kami akan beroleh kedamaian dan sukacita. Hidup kami akan dipenuhi oleh kasih dan penyertaanNya. Kita terhitung akan hidup sebagai anak terang bersama dengan hidup seturut kehendakNya. Anak terang bukan berkata perihal tubuh kami yang sanggup mengeluarkan sinar seperti matahari. Tapi anak terang berkata perihal hidup dan kehidupan kami yang tidak lagi dalam kegelapan dan hidup kami sanggup menjadi terang bagi orang lain. Mari kami buka Alkitab kami dalam Yohanes 1:4-9 “Dalam Dia tersedia hidup dan hidup itu adalah terang manusia.



Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia mampir sebagai saksi untuk memberi kesaksian perihal terang itu, supaya oleh dia seluruh orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, namun ia harus memberi kesaksian perihal terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiaporang, sedang mampir ke dalam dunia.” Ketika kami hidup sebagai anak terang, kami tidak segan untuk bercerita perihal terang itu. Kita terhitung tidak segan untuk memberi dan mengasihi sesama kita. Jika saya berkata seperti ini sebetulnya mudah, namun dalam sebenarnya tetap banyak di antara kami yang belum sanggup menjadi terang itu yang bermakna tidak mengundang Yesus unuk lahir terhitung di dalam hatinya.



Ya, Natal tidak harus selalu berkata perihal kemewahan dan pernak perniknya yang bercahaya dan berkilauan. Natal terhitung tidak harus selalu berkata perihal seberapa mahal hadiah yang kami berikan untuk sesama kami atau untuk Tuhan. Namun, Natal disini berkata apakah Tuhan udah ikut lahir dalam hati kami atau belum. Jika belum, apa yang membuat saudara susah untuk mengundangnya lahir dalam hati dan hidup saudara? Kita sebagai orang yang percaya kepadaNya janganlah menjadi serupa bersama dengan dunia kita. Sebentar kami merayakan kelahiranNya namun tidak lama lantas kami lupa akan arti yang terdapat atas kelahiranNya ke dalam dunia ini. Janganlah kami mempersiapkan acara yang meriah ini untuk manusia namun jadikanlah ini perayaan untuk Tuhan.



Pasti banyak di antara kami yang mempersiapkan hari Natal ini. Mulai berasal dari baju baru, sepatu baru, tas baru pokoknya seluruhnya serba baru. Tapi sebetulnya seluruh itu untuk apa dan untuk siapa saudara lakukan? Tuhan tidak menyaksikan apa yang kami gunakan waktu kami mampir ke Gereja ini.Ia tidak menyaksikan seberapa bagus baju, sepatu atau tas yang saudara kenakan. Yang Allah menyaksikan adalah hati saudara. Apakah saudara yang tersedia disini terlalu mampir untuk memuji dan memuliakan namaNya. Mari kami menyaksikan di luar sana. Masih banyak orang-orang yang butuh kasih dan bantuan kita.



Pernahkan saudara menyaksikan sebuah lukisan yang berlatarkan sebuah Gereja di mana di dalamnya terdapat banyak orang yang mampir untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Orang-orang yang tersedia di dalam Gereja berpakaian terlalu indah. Tak lupa terhitung banyak kado yang dibungkus bersama dengan kertas warna-warni. Pohon Natal yang indah dan juga tinggi menjulang. Namun ternyata, di balik kaca jendela berikut tersedia seorang anak kecil yang menatap ke dalam Gereja bersama dengan penuh senyuman. Pakaian yang dikenakan anak itu lusuh dan kotor. Badannya kurus dan tidak terawat. Jika saudara dulu menyaksikan lukisan seperti ini, apa yang sanggup saudara simpulkan? Ya, Natal yang saudara lakukan pada waktu ini tetap terpaku pada kemewahan supaya orang lain menilai Natal yang dilaksanakan sukses dilaksanakan. Namun sebetulnya Natal yang sebetulnya adalah disaat kami berkenan share bersama dengan sesama yang membutuhkan. Berbagi itu bukan harus selalu berkata perihal materi, namun share itu sanggup berkata perihal kasih. Ketika saudara punya kasih Tuhan, pasti saudara tidak segan untuk share kebahagaiaan Natal yang sedang saudara rasakan. Saudara sanggup saja share materi, namun share yang dilandasi bersama dengan Kasih Tuhan sungguh tidak ternilai harganya. Akan banyak kebahagiaan dan sukacita disaat saudara share bersama dengan dilandaskan kasih Tuhan. Pada waktu ini marilah kami renungkan arti Natal apa yang sebetulnya saudara cari. Makna Natal yang sejati atau justru cuma arti Natal sesaat?



Natal sebetulnya merupakan hari yang terlalu indah. Saudara yang ada pada waktu ini pasti merasakan terhitung bagaimana indahnya susasana Natal. Bisa berkumpul bersama dengan saudara, kerabat dan juga orang yang dikasihi pasti menjadi pengalaman yang tidak ternilai harganya yang tidak sanggup dibeli dimanapun. KelahiranNya ke dalam dunia ini sebetulnya sungguh luar biasa. Selain untuk menyelamatkan kami orang yang berdosa, kelahiranNya ke dalam dunia ini terhitung membuat kami beroleh damai dan sukacita yang terlalu bernilai dalam kehidupan kita. Ketika kami tidak sanggup berkumpul bersama dengan orang yang kami kasihi pada hari Natal ini, apa yang akan kami rasakan? Pasti akan muncul perasaan sedih kecuali harus merayakan hari kelahiranNya seorang diri saja. Namun, janganlah itu menjadi penghalang bagi kami untuk merasakan kasih dan sukacita Natal. Dalam tema khotbah Natal malam ini GMP (Glory, Miracle plus Present of Christmas) apa sebetulnya yang menghendaki disampaikan? Mari kami menyaksikan satu persatu.



Glory atau kemuliaan. Natal merupakan hari yang sungguh mulia di mana Tuhan ada dalam dunia ini. Ia lahir ke dalam dunia ini bukan tanpa tujuan. Ia lahir ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan kami umatnya yang berdosa dan membebaskan kami berasal dari maut. Karena Natal merupakan hari yang mulia, kami harus terlalu memaknai Natal yang sebetulnya dalam hidup kita. Jangan jadikan Natal sebagai suatu perayaan tahunan yang harus kami rayakan. Namun, jadikan Natal sebagai seseuatu yang terlalu istimewa bagi kita. Maknai arti Natal itu. Jika pada waktu ini kami belum sanggup memaknai arti kelahiranNya dalam dunia ini kami tidak akan dulu sanggup merayakan hari kelahiranNya bersama dengan perasaan bahagia. Ini bila saudara merayakan hari lagi th. kawan yang tidak dekat bersama dengan saudara. Apa yang kamu rasakan kecuali kamu ikut merayakan hari lagi th. kawan yang tidak dekat bersama dengan anda? Pasti tersedia perasaan canggung atau perasaan tidak enak dan tidak terlalu bahagia. Berbeda kecuali kawan dekat saudara lagi tahun. Pasti saudara akan beri tambahan hadiah yang paling baik untuk kawan dekat saudara dan pasti saudara akan ikut berbahagia disaat merayakannya. Demikian terhitung di hari Natal ini. Jika saudara tidak terlalu mengenalNya, bagaimana saudara sanggup ikut suka merayakan hari kelahiranNya?
Miracle atau keajaiban. Bagi lebih dari satu orang, Natal merupakan hari yang penuh keajaiban. Mengapa demikian? Ini karena waktu hari Natal tiba, kami sanggup berkumpul bersama dengan keluarga atau orang yang kami kasihi. Sesuatu yang dingin menjadi hangat. Hubungan yang udah rusak sanggup dipulihkan. Namun, keajaiban Natal tidak cuma cuman itu saja. Ketika kami terhitung mengundang Tuhan untuk lahir di dalam hati dan hidup kita, keajaiban itu akan tambah terasa. Kita akan terasa damai dan penuh sukacita. Berkat dan kasihNya akan tetap melimpah dalam hidup saudara. Selain itu, kami terhitung sanggup menjadi sebuah keajaiban bagi sesama kita. Ketika sesama kami sedih, kami sanggup mampir untuk menghiburnya. Ketika sesama kami sedang lemah kami sanggup mampir untuk menguatkannya. Keajaiban Natal tidak cuma cuman keajaiban yang Tuhan berikan bagi kita, namun keajaiban Natal terhitung sesuatu yang sanggup kami berikan bagi sesama kami melalui perkataan maupun tingkah laku yang kami lakukan bagi sesama. Menjadi pembawa keajaiban adalah sesuatu yang terlalu susah untuk dilakukan. Namun bukan bermakna tidak mungkin. Pada hari ini, kami diajak untuk beri tambahan keajaiban bagi orang banyak. Kita diajak untuk menjadi terang dan menjadi pemberi keajaiban yang sanggup menghapuskan kesedihan dan menguatkan orang yang lemah.
Present atau hadiah. Ya, Natal merupakan hadiah terbesar bagi kami berasal dari Allah. Kelahiran Tuhan Yesus ke bumi ini merupakan bukti nyata berasal dari hadiah yang Allah berikan kepada kami supaya kami sanggup beroleh keselamatan dan tidak jatuh ke dalam maut. Pertanyaan selanjutnya adalah, hadiah apa yang udah kami berikan untuk Tuhan dan untuk sesama kita? Pasti kami seluruh kerap mendengar cerita perihal orang-orang Majus berasal dari Timur yang mampir untuk menyongsong kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem. Yang mereka bawa adalah emas, kemeyan dan mur. Semua yang mereka bawa adalah sesuatu yang paling baik yang mereka punya. Apakah kami udah beri tambahan hadiah yang paling baik yang kami punya bagi Tuhan? Dengan hidup seturut bersama dengan kehendakNya dan menyerahkan seluruh hidup kami kepadaNya itu udah menjadi hadiah paling baik bagi Tuhan. Tuhan tidak butuh barang yang mewah dan mahal kecuali kami memberinya bersama dengan paksaan dan tidak tulus. Sebab yang selalu Tuhan menyaksikan adalah hati kita. Ketika kami beri tambahan sesuatu bersama dengan tulus untuk Tuhan pasti Ia akan beri tambahan yang baik terhitung untuk kita. Selain untuk Tuhan, kami terhitung sanggup beri tambahan hadiah Natal kepada sesama. Tidak seperti Santa yang mampir pada malam hari melalui cerobong asap untuk beri tambahan hadiah kepada anak-anak, kami sanggup beri tambahan hadiah itu kepada sesama tiap-tiap saat. Namun, disaat kami memberi janganlah terhitung bersama dengan paksaan atau supaya dilihat oleh orang lain bahwa kami adalah orang baik. Kita harus memberi bersama dengan tulus.




Natal merupakan momen yang seringkali bahkan tiap-tiap tahunnya ditunggu oleh orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. KelahiranNya ke dalam dunia ini bukan tanpa alasan. KelahiranNya ke dalam dunia ini untuk beri tambahan keselamatan dan juga damai, kasih dan juga sukacita Natal bagi kami semua. Namun, sudahkah Allah lahir dalam hati dan hidup kita? Marilah di hari Natal yang indah ini, kami renungkan arti kelahiranNya yang sebetulnya dalam hidup kami ittu seperti apa. Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar